Kamis, 25/04/2024 - 18:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Jangan Pernah Sebut Ayahanda Rasulullah SAW Abdullah Masuk Neraka, Ini Alasannya

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA— Ayahanda Rasulullah SAW, Abdullah, hidup sebelum risalah Islam datang.  Namun, masih ada pendapat dari segolongan kaum Muslimin yang menilai orang tua Rasulullah SAW masuk ke neraka. Bagaimana sikap kita? 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dan bersumber melalui Tsabit dari Anas bin Malik RA menjadi sandaran bagi dugaan itu.  Bahwa seorang lelaki bertanya,” Wahai Rasulullah, ke manakah ayahku? Beliau menjawab, “Di neraka.” Ketika lelaki itu menunduk, beliau memanggilnya seraya berkata: 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

إن أبي وأباك في النار “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka.”

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Muhammad Husain Haikal dalam Sejarah Hidup Muhammad, mengutip Syekh Musthafa Hamdu Ulayan al-Hanbali menjelaskan, hadits ini mengandung dalil asumtif. Bisa jadi, kata Inna Abi, (sesungguhnya ayahku) yang dimaksud ada lah paman beliau, Abu Thalib. Masyarakat Arab biasa memanggil atau menyebut paman dengan kata Abu atau ayah. Bisa saja, jawaban Rasulullah atas lelaki itu merujuk pada paman beliau. 

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Tiga Keutamaan Membangun Masjid

Para ulama menyepakati jika orang tua Nabi SAW masuk ke dalam golongan Ahlul Fatrah atau orang-orang yang hidup pada zaman Fatrah. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ulama menafsirkan jika fatrah bermakna suatu zaman di antara Nabi Isa AS dan Rasulullah SAW. Pada zaman ini, belum ada nabi yang diutus kepada mereka. 

Syekh Musthafa mengklasifikasikan tiga ahlul fatrah. Pertama, golongan yang jelas kemusyrikannya dan tetap bertahan dalam keyakinannya. 

Contohnya, yakni Amr bin Luhayyi yang memperkenalkan dan menyebarkan penyembahan berhala di Jazirah Arab. 

Kedua, satu golongan yang di antaranya menyatakan akidah tauhid dan mengikuti Nabi Ibrahim. 

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Berita Lainnya:
Dampak Penyakit Dengki dan Obatnya

Ketiga, golongan yang tidak menyekutukan Allah SWT dan tidak pula bertauhid. Menurut Syekh Mushtafa, golongan ini termasuk orang tua Rasulullah SAW.

Mayoritas ulama Mazhab Syafi’i, al- Asy’ari, dan sejumlah ulama Mazhab Hanbali berpendapat jika kedua orang tua Rasulullah selamat dari neraka karena keduanya adalah Ahlul Fatrah. Mereka mendasarkan diri pada dalil QS Al Isra ayat 15. 

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا “Akan tetapi, Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang Rasul.” Dalam ayat lainnya, Allah SWT berfirman: 

لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ “Agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan karena itu mereka lalai.” (QS Yasin ayat 6). 

 

sumber : Harian Republika

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi