Sabtu, 20/04/2024 - 09:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Arsip Pidato Soekarno Ditetapkan Sebagai Memory of the World

ADVERTISEMENTS

JAKARTA–Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan arsip pidato Soekarno di Sidang Umum PBB pada 1960 sebagai Memory of the World (MoW) atau Memori Kolektif Dunia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Berdasarkan sidang pleno Executive Board UNESCO pada 10-24 Mei 2023, arsip pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB pada tahun 1960 telah diputuskan dan ditetapkan sebagai usulan Indonesia sebagai MoW,” kata Duta Arsip Nasional Republik Indonesia Rieke Diah Pitaloka dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO itu menambahkan arsip pidato Presiden pertama RI tersebut berjudul To Build the World Anew. Dengan demikian, kata Rieke, saat ini terdapat tiga arsip penting yang disebut sebagai Tiga Tinta Emas Abad 20 yang telah ditetapkan sebagai MoW.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
10 WNI Diisukan Gabung Tentara Bayaran Ukraina dan Tewas, Ini Kata Panglima TNI 

Tiga arsip tersebut, yakni arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955, arsip Gerakan Non-Blok Pertama di Beograd pada 1961, serta arsip pidato Presiden pertama RI Soekarno di Sidang Umum PBB pada 1960.

Tiga Tinta Emas Abad 20 tersebut, kata dia, diajukan sebagai MoW melalui ANRI. Pihaknya menilai ketiga arsip tersebut merupakan kapital simbolik bagi Indonesia untuk memosisikan diri dalam percaturan geopolitik saat ini dan masa mendatang.

“Serta pengingat untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa yang bertujuan bagi kepentingan nasional Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat yang terlibat dalam perjuangan perdamaian dunia,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Dia mengaku pada 2013 berdiskusi dengan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri tentang arsip-arsip perjalanan bangsa yang berkontribusi pada perjalanan peradaban dunia. Dalam diskusi tersebut, dikemukakan bahwa arsip-arsip yang penting menjadi ingatan kolektif bangsa dan dunia, dapat digunakan sebagai petunjuk jalan bagi kehidupan bangsa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang.

Berita Lainnya:
Nasdem dan PKS Terima Hasil Pilpres, Parpol Pendukung Anies-Cak Imin Hanya Tersisa PKB

Terkait dengan hal tersebut, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan hingga arsip tersebut menjadi Memori Kolektif Dunia.

“Terima kasih untuk Ibu Megawati, kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beserta jajaran Kemlu, Duta Besar RI untuk Prancis, Duta Besar RI untuk UNESCO Prof Ismunandar, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto, kawan-kawan perjuangan di ANRI, dan seluruh rakyat Indonesia,” tutur Rieke.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi