Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
Kamis, 28/09/2023 - 15:35 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Ekspor Bauksit Disetop, Indef: Kebijakan Tergesa-gesa

Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Indef menilai penghentian ekspor bauksit merupakan hal yang tergesa-gesa.

JAKARTA — Menjelang kebijakan larangan ekspor komoditas tambang bauksit, Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menilai, pemerintah belum memiliki rencana yang jelas ihwal hilirisasi bahan mentah. Tanpa perencanaan matang kebijakan itu justru bisa merugikan Indonesia.

“Kami tidak melihat pemerintah merencanakan rantai pasok dalam hal ini untuk industri alumunium sampai ke level siapa yang akan mengkonsumsi produk itu. Hanya sebatas larangan, lalu dengan itu investasi akan masuk,” kata Kepala Center Industry, Trade and Investment, Indef, Andry Satrio Nugroho di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Andry menuturkan, pemurnian bauksit berbeda dengan nikel yang ekspornya telah lebih dulu dilarang. Pemurnian nikel yang panjang memberikan banyak nilai tambah, tak hanya sebagai bahan baku baterai tapi bisa digunakan untuk pembuatan stainless steel. Sementara itu, proses pemurnian bauksit lebih sederhana dan hanya bisa diproses menjadi alumina dan alumunium sebagai produk akhir.

Pemerintah pun menginginkan, kebijakan larangan ekspor bauksit diharapan dapat membawa arus investasi untuk masuk ke Indonesia demi mendukung hilirisasi. Hanya saja, bila investasi tetap minim, justru akan menurunkan kinerja ekonomi daerah-daerah penghasil bauksit.

Indef: Sinergi Pusat dan Daerah Kunci Atasi Kenaikan Harga Beras

“Kita lihat Indonesia mengambil jalan pintas dengan larangan ekspor sementara negara-negara lain (yang membangun hilirisasi) tidak melarang ekspor. Kami melihat ini cenderung tergesa-gesa,” kata Andry.

Ia memaparkan, dari 10 negara terbesar produsen bauksit, produksi alumina dari bauksit di Indonesia hanya mencapai 5,2 persen atau di atas Guinea yang terendah dengan persentas 0,5 persen. Sementara negara lain, bahkan mencapai di atas 41 persen.

“Namun, hanya Indonesia yang melarang ekspor bauksit. Hilirisasi bauksit akan berhasil kalau industri di hilirnya juga sudah kuat,” kata dia.

Perbankan Ikut Kembangkan Produk Keuangan Berkelanjutan

 

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content