Pakan Mahal Jadi Akar Masalah Harga Ayam Potong Meroket

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Peternak memberikan pakan ayam broiler di Dzeta Farm, Desa Margaluyu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023).

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Peternak enggan disalahkan pada fenomena kenaikan harga ayam potong saat ini. Sebab, harga pakan yang meroket membuat biaya pokok produksi para peternak terhimpit. Bahkan tak sedikit peternak yang meraup untung.

ADVERTISEMENTS

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Muchlis Wahyudi menjelaskan, akar masalah dari harga ayam potong yang tinggi karena harga pakan yang mahal. Saat ini jagung yang merupakan komponen utama dari pakan bisa mencapai Rp 6.100 per kilogram.

“Sejak dua bulan terakhir, harga pakan itu naik sampai 30 persen. Saat ini jika ditotal harga pakan itu mencapai Rp 9.500 per kilogram,” ujar Muchlis kepada Republika, Senin (3/7/2023).

Harga jagung yang meroket mempengaruhi komponen pakan ternak. Jagung mengambil porsi 60 persen dari bahan baku pakan ternak. Sedangkan jika mensubstitusi jagung pun tidak akan mampu menekan harga pakan.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

“Karena kalau pakai gandum ataupun sorgum ya memang sudah pakai itu juga untuk campuran. Memang mestinya pemerintah segera melakukan cara agar jagung ini bisa turun harganya,” ujar Muchlis.

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah Pardjuni mengatakan saat ini biaya pokok produksi para peternak sebesar Rp 21.000 hingga Rp 22.000 per kilogram. Sedangkan produksi peternak saat ini sebesar 62 juta ekor ayam per pekan. Persoalan juga semakin kompleks dengan permintaan nasional yang hanya 56 juta ekor per pekan.

ADVERTISEMENTS

“Sedangkan produksi live bird saat ini sangat melimpah, tetapi pakan mahal. Jadi di hulu mengalami kelebihan produksi, namun dengan ongkos produksi yang juga tinggi,” ujar Pardjuni.

ADVERTISEMENTS

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version