Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
BISNISEKONOMI

Kemenperin Tambah Dua Indikasi Geografis Batik dari Solo dan Tuban

JAKARTA — Kementerian Perindustrian menambah dua indikasi geografis batik, yakni dari Solo dan Tuban sebagai wujud perlindungan negara terhadap kekayaan intelektual terhadap batik.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menjelaskan saat ini sudah terdapat empat indikasi geografis batik, yaitu Batik Tulis Nitik Yogyakarta, Batik Bengkulu, Sarung Batik Pekalongan dan Batik Tulis Complongan Indramayu. “Pada tahun ini akan ada tambahan dua indikasi geografis batik, yaitu Batik Sogan Solo dan Batik Tuban,” kata Agus dalam acara Gelaran Batik Nusantara di Senayan Park, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Agus menjelaskan, indikasi geografis batik merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual, dalam hal ini motif batik yang menjadi ciri khas suatu daerah. Oleh karena itu, pemerintah meminta agar komunitas batik daerah untuk mendaftarkan produk dan motif batiknya dalam indikasi geografis melalui Kementerian Hukum dan HAM.

Berita Lainnya:
Pupuk Indonesia Pertahankan Predikat ''Industry Leader'' di Ajang IQA 2023

Selain itu, Kemenperin juga mendukung agar pelaku industri batik dapat bertransformasi ke industri yang ramah lingkungan. “Tahun lalu kami telah menerbitkan, telah menyusun buku dengan judul mengenal industri batik ramah lingkungan yang dapat menjadi salah satu pedoman bagi pelaku industri batik dalam bertransformasi,” kata Agus.

 

Adapun industri batik memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, nilai ekspor dan produk batik pada Januari hingga April 2023 mencapai 26,7 juta dolar AS dan ditargetkan dapat mencapai 100 juta dolar AS pada akhir 2023.

Berita Lainnya:
NFA Serukan Kuatkan Stok Pangan Saat Nataru

Menurut Agus, tradisi memakai batik harus digalakkan sebagai wujud kehormatan pada kearifan lokal, serta apresiasi terhadap nilai seni yang tinggi. “Batik bisa jadi fashionable untuk digunakan di berbagai kesempatan, baik acara resmi maupun kasual. Ada makna dalam kebiasaan kita menggunakan batik baik dari aspek fashion, sosial budaya dan ekonomi,” kata Agus.

 

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content