Harian Aceh Indonesia menampilkan berbagai iklan online kepada para pengunjung. Mohon dukungannya untuk membiarkan situs kami ini tetap menayangkan iklan dan dijadikan whitelist di ad blocker browser anda.
Sabtu, 02/12/2023 - 05:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Pemimpin Partai Konservatif Spanyol Gagal Jadi Perdana Menteri

Pemimpin konservatif Spanyol Alberto Nunez Feijoo gagal mendapatkan suara yang cukup di parlemen untuk menjadi perdana menteri.

MADRID — Pemimpin konservatif Spanyol Alberto Nunez Feijoo gagal mendapatkan suara yang cukup di parlemen untuk menjadi perdana menteri. Partai Rakyat yang dipimpin Feijoo  memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum yang tidak meyakinkan pada bulan Juli.  Ia gagal meyakinkan cukup banyak legislator dari partai-partai lain untuk mendukungnya untuk memenangkan mayoritas absolut.

Dalam pemungutan Kamis (27/9/2023) Feijoo mendapatkan 172 suara yang mendukung dan 178 suara yang menolak dan tidak ada yang abstain. Hukum Spanyol mengizinkan Feijoo untuk mencoba lagi pada Jumat (28/9/2023) ketika mayoritas sederhana akan cukup baginya untuk terpilih sebagai perdana menteri.

Sementara Feijoo diberi kesempatan pertama untuk membentuk pemerintahan, Penjabat Perdana Menteri Pedro Sanchez memiliki kesempatan yang lebih realistis meskipun sulit  untuk membujuk para anggota parlemen di parlemen agar mendukungnya di masa jabatan berikutnya.

“Jelas bahwa kami telah melakukan semua yang kami bisa, dan bahwa Spanyol dapat merasa tenang, karena kami akan terus bekerja untuk itu,” kata Feijoo  setelah pemungutan suara.

Jika Feijoo gagal pada hari Jumat, Sanchez harus bernegosiasi dengan partai-partai pro-kemerdekaan Catalan, yang menuntut amnesti yang kontroversial dan tidak populer untuk para pemimpin dan aktivis yang terlibat dalam upaya 2017 untuk memisahkan wilayah tersebut dari Spanyol sebagai syarat untuk mendapatkan dukungan mereka.

Sanchez memiliki waktu dua bulan untuk menegosiasikan sebuah kesepakatan sebelum pemilihan umum baru diadakan jika ia juga gagal.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi
Click to Hide Advanced Floating Content

Click to Hide Advanced Floating Content