2 Hal yang Ditakutkan Nabi Muhammad SAW Terhadap Umat Islam

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

 JAKARTA — Mubaligh Mesir Sayyed Abdul Bari menyampaikan pemaparan soal apa yang dikhawatirkan Nabi SAW terhadap umatnya. Dia mengatakan Alquran telah menjelaskan tentang ciri manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.

ADVERTISEMENTS

Sebagian dari sifat manusia adalah pengingkaran terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT kepadanya. Hal ini pun diabadikan dalam Alquran.

ADVERTISEMENTS

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS. Al-‘Adiyat ayat 6-8)

ADVERTISEMENTS

“Jika seseorang membiarkan nafsunya, maka dia tidak akan berbuat adil. Sudah menjadi fitrah manusia untuk lupa (akan kenikmatan yang dilimpahkan kepadanya),” ujarnya seperti dilansir Masrawy.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Sayyed Abdul Bari menjelaskan Allah SWT telah berfirman bahwa dalam diri manusia itu terdapat kecenderungan untuk melakukan kejahatan maupun keburukan serta mengikuti hawa nafsu. Hal inilah yang kemudian menjadi keindahan dalam hal penciptaan.

ADVERTISEMENTS

Sebab jika seluruh manusia diciptakan dengan penuh kenikmatan, di mana mereka mendapat segala nikmat, maka kemungkinan terjadinya ketidakstabilan lebih besar. Sebab di dalam dirinya terdapat kecenderungan untuk berbuat buruk.

ADVERTISEMENTS

Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

ADVERTISEMENTS

ما أخشى عليكم الفقرَ ؛ ولكن أخشى عليكم التكاثُرَ ، وما أخشى عليكم الخطأَ ؛ ولكن أخشى عليكم التَّعَمُّدَ .

ADVERTISEMENTS

“Aku tidak takut jika kemiskinan ditimpakan pada kalian. Tetapi aku takut jika kalian diberikan keberlimpahan. Aku tidak takut jika kalian berbuat salah, tetapi yang aku takutkan adalah jika kalian melakukannya dengan sengaja.” (HR. Ahmad, Al Bazar, dan Al Hakim, dari jalur Abu Hurairah RA).

Sumber: Masrawy

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version