Latihan Fisik yang Ampuh Kurangi Stres untuk Ibu Setelah Melahirkan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Peserta mendorong kereta bayi saat mengikuti BTN Jakarta Run 2023 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad (12/11/2023). Ibu perlu berolahraga untuk menangkal stres dan kecemasan setelah melahirkan.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Menjalani kesibukan sebagai seorang ibu sering kali hanya menyisakan sedikit waktu untuk memperhatikan diri sendiri. Untuk waktu yang tidak banyak itu, ada baiknya dialokasikan untuk berolahraga alias melakukan latihan fisik, namun pilihlah yang tidak perlu menghabiskan banyak waktu.

ADVERTISEMENTS

Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik dan mental setelah melahirkan sangat besar. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Maternal/Child Nursing, perempuan yang kembali berolahraga setelah melahirkan cenderung melaporkan perasaan sejahtera yang positif, dibandingkan dengan yang tidak berolahraga.

Pakar kesehatan fisik dari Westfield Health, Jon Booker, mengatakan bahwa olahraga yang menyenangkan dapat menjadi penangkal stres dan kecemasan yang sempurna bagi ibu.

“Satu hal yang saya rekomendasikan untuk para ibu adalah olahraga singkat selama lima menit untuk memacu jantung,” ucap Booker, dikutip dari laman GoodtoKnow, Selasa (6/2/2024).

ADVERTISEMENTS

Berbagai jenis olahraga itu bisa dilakukan sendiri di rumah. Yoga, jalan cepat, olahraga otot perut, samba, atau latihan interval intensitas tinggi (HIIT), semua bisa dipilih sesuai preferensi masing-masing. Bahkan, bisa saja hanya berlari kecil sambil mendorong kereta bayi, atau menggerakkan tubuh selama 15 menit di ruang depan saat bayi sedang tidur siang.

ADVERTISEMENTS

Penggagas Transformative Movement Method, Vanessa Michielon, menyarankan latihan pernapasan sebelum olahraga untuk menangkal stres. Respons umum terhadap stres adalah pernapasan dangkal, tetapi saat seseorang rileks, dia cenderung bernapas perlahan, membiarkan diafragma bergerak bebas dan menggunakan paru-paru sepenuhnya.  

“Dengan mempelajari cara mengendalikan napas secara sadar, memperlambatnya, dan memperdalamnya, Anda memiliki kesempatan untuk mengubah seluruh fisiologi Anda, mengomunikasikan ke otak bahwa Anda aman  dan menimbulkan respons relaksasi,” kata Michielon.

ADVERTISEMENTS

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version