PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump telah memutuskan untuk memutus kontak langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, demikian menurut laporan pada Kamis seperti dilansir Anadolu.
Yanir Cozin, seorang koresponden Radio Angkatan Darat Israel, mengatakan dalam sebuah unggahan di akun X miliknya. Ia menyebut bahwa Trump membuat keputusan tersebut setelah rekan dekatnya memberi tahu Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer bahwa presiden AS itu yakin bahwa Netanyahu memanipulasinya.
Retaknya hubungan antara dua tokoh yang selama ini tampak solid dalam mendukung kepentingan Zionis, yakni mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ramai jadi perbincangan publik. Ketegangan itu mencuat setelah Trump merasa dimanipulasi oleh Netanyahu, terutama dalam isu-isu penting seperti Iran, kelompok Houthi di Yaman, serta kegagalan Netanyahu menyodorkan proposal konkret soal Gaza. Bagi sebagian orang ini mungkin sekadar dinamika politik biasa, namun bagi umat Islam, ini adalah pengingat penting tentang rapuhnya persatuan di antara musuh-musuh Islam.
Retaknya hubungan ini menegaskan bahwa bahkan di antara mereka yang bersatu dalam permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin, tidak ada ikatan sejati kecuali kepentingan. Mereka dapat duduk bersama dalam perundingan-perundingan besar, menandatangani kesepakatan, bahkan bersekutu dalam perang. Namun, semua itu dibangun di atas landasan yang rapuh—yakni kepentingan duniawi, kekuasaan, dan dominasi semata.
Allah Swt telah memperingatkan umat Islam tentang hal ini sejak 14 abad silam dalam firman-Nya:
“Mereka tidak akan memerangi kamu secara serentak, kecuali di kampung-kampung yang berbenteng atau dari balik tembok. Permusuhan di antara mereka sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, padahal hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS. Al-Hasyr: 14)
Ayat ini menjadi sangat relevan hari ini. Dunia menyaksikan bagaimana Amerika dan Israel—dua simbol kekuatan besar yang kerap menjadi ikon permusuhan terhadap Islam—ternyata terjebak dalam konflik internal yang menunjukkan lemahnya fondasi persatuan mereka. Mereka bersatu bukan karena prinsip, tetapi karena kepentingan. Maka ketika kepentingan itu berbenturan, persatuan pun hancur.
Umat Islam Harus Sadar Kekuatan Besarnya
Ironisnya, di tengah rapuhnya barisan musuh, umat Islam justru sering kali terpecah dan lemah. Mereka tercerai-berai oleh batas negara, konflik sektarian, dan kepentingan nasional sempit. Padahal umat ini memiliki satu hal yang tidak dimiliki musuh-musuhnya: akidah yang kokoh sebagai dasar penyatuan.
Sejarah Islam telah mencatat bagaimana umat yang bersatu atas dasar iman dan akidah mampu mengguncang dunia. Di bawah kepemimpinan Rasulullah ﷺ, para sahabat dan generasi awal umat Islam berhasil menyatukan jazirah Arab hanya dalam waktu kurang dari tiga dekade. Dan dalam kurun waktu satu abad setelah itu, Islam telah menyebar ke tiga benua dan mengubah arah sejarah dunia.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an) dan merendahkan kaum yang lain karenanya.” (HR. Muslim)
Ini adalah janji Rasul yang telah terbukti dalam sejarah. Ketika umat Islam menjadikan Al-Qur’an sebagai pegangan dan akidah Islam sebagai pengikat, mereka menjadi bangsa yang terhormat, pemimpin dunia, bahkan penegak keadilan sejati bagi seluruh umat manusia.
Jalan Menuju Persatuan Sejati
Oleh karena itu, penyadaran kepada umat tentang potensi besar yang mereka miliki menjadi suatu keniscayaan. Umat harus disadarkan bahwa kekuatan mereka bukan terletak pada senjata, kekayaan, atau jumlah penduduk semata, tetapi pada akidah Islam dan syariah yang mengatur kehidupan secara menyeluruh.
Penyadaran ini tentu tidak bisa dilakukan oleh individu semata. Ia memerlukan kerja kolektif, terorganisir, dan ideologis. Inilah tugas dari jamaah dakwah Islam yang menjadikan akidah Islam sebagai dasar perjuangan. Jamaah inilah yang akan membimbing umat menuju visi besar Islam: tegaknya kembali kehidupan Islam melalui penerapan syariah dan sistem pemerintahan Khilafah.
Khilafah bukan sekadar simbol masa lalu. Ia adalah sistem pemerintahan sah dalam Islam, yang pernah dipraktikkan oleh Rasulullah ﷺ di Madinah dan diteruskan oleh para khalifah setelahnya. Di bawah Khilafah, umat Islam tidak hanya disatukan dalam satu kepemimpinan, tetapi juga dijamin keamanannya, ditinggikan kehormatannya, dan diberi arah hidup sesuai dengan wahyu.
Mengalahkan Musuh Dengan Jalan Jihad dan Persatuan
Musuh-musuh Islam, meskipun saat ini tampak kuat, sejatinya lemah. Mereka tidak memiliki kesatuan visi dan nilai. Sedangkan Islam memiliki sistem hidup sempurna yang mampu menjadi solusi bagi seluruh problematika umat manusia. Maka, jika umat Islam bersatu kembali di bawah kepemimpinan Islam, mereka akan mampu mengalahkan musuh-musuhnya, termasuk membebaskan Palestina dan seluruh negeri Muslim yang terjajah.
Sejarah mencatat bahwa kemenangan Islam atas musuh-musuhnya tidak hanya diraih lewat kekuatan militer, tetapi juga melalui keteguhan ide dan kepemimpinan. Salah satu contohnya adalah kemenangan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi dalam Perang Hittin tahun 1187 M, yang berhasil merebut kembali Yerusalem dari tangan Tentara Salib setelah menyatukan umat Islam dari berbagai wilayah di bawah panji jihad.
Penutup
Retaknya hubungan Netanyahu–Trump adalah cermin rapuhnya persatuan para musuh Islam. Ia adalah pengingat bagi umat Islam bahwa kekuatan musuh hanyalah ilusi yang terjaga oleh kebodohan dan perpecahan umat sendiri. Maka, saatnya umat ini bangkit, bersatu dalam akidah, mengikuti jalan dakwah Rasulullah ﷺ, hingga tegak kembali kepemimpinan Islam yang akan memimpin dunia dengan keadilan, kemuliaan, dan kemenangan.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” (QS. An-Nur: 55)
Wallahu’alam bish shawab
































































































