UPDATE

ISLAM
ISLAM

Introspeksi Diri, Jadikan Tahun Ini Momentum Hijrah: Hakikatnya Usia Semakin Berkurang

ACEH BESAR – Memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriyah menandakan tonggak awal kehidupan sepanjang tahun berikutnya. Secara hakikat pertambahan tahun adalah berkurangnya usia kita.

Setelah kita meninggalkan satu tahun penuh 1446 Hijriyah, lantas bagaimana kita mampu menghisap diri? Apakah kita selama ini semakin dekat kepada Allah SWT dengan segala nikmat yang telah diberikan ataukah semakin jauh? Inilah yang perlu kita lakukan yakni mengevaluasi diri.

“Hisablah dirimu sebelum amalmu dihisab dan persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hari dimana semua mahluk dihadapkan kepada Allah, sungguh hisab terasa ringan dihari kiamat bagi orang-orang yang gemar mengoreksi dirinya di dunia,”

Demikian dikatakan, dengan mengutip ucapan Sayyidina Umar bin Khattab yang sangat fenomenal itu, Drs.Tgk. Saifuddin mengawali khutbahnya pada Jumat, 27 Juni 2025/1 Muharram 1447 H.

Tgk. Saifuddin yang saat ini bekerja sebagai ASN di Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Aceh Besar tersebut bertindak sebagai khatib pada pelaksanaan ibadah shalat jumat di Masjid Babul Maghfirah, Gampong Tanjong Seulamat, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Lebih lanjut Tgk Saifuddin menjelaskan, hendaknya kita selalu melakukan introspeksi diri dan menilai kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT agar kelak di hari akhirat tidak menyesal karena banyaknya dosa yang dilakukan semasa hidup di dunia.

“Bertakwalah kepada Allah di manapun kita berada, di rumah, di kebun, di sawah, di kantor, di mana saja, maka selalu ingat kepada Allah dan bawalah Allah di mana saja kita berada. Apakah kita mahasiswa, petani, guru, dosen, ingatlah selalu kepada Allah,” ujar Tgk Saifuddin dalam wasiat nya.

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Berita Lainnya:
Ustadz Muhajirul Fadhli: Kisah Nabi Yusuf Jadi Cermin Menghadapi Kerusakan Moral Zaman Kini

Sebab mengapa? Katanya lagi, jika kita tidak mengingat Allah SWT dalam kesempatan apapun, maka kita akan mudah melakukan berbagai maksiat/dosa karena tidak ada yang kita takuti, kita lupa pada Allah. Di dalam pikiran kita hanyalah uang dan kenikmatan dunia.

Kemudian Tgk Saifuddin mengutip sebuah hadis dari Rasulullah Saw, beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada” HR Tirmidzi dan Abu Dawud.

Allah SWT telah memberikan kita nikmat yang sangat banyak. Diantara nikmat itu ada mata, yang dengan nya kita dapat melihat. Sebab itu jangan sampai mata yang diberikan tersebut digunakan untuk melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah, namun pergunakan untuk membaca Alquran dan hal-hal yang baik.

Begitupun urainya, Allah SWT memberikan telinga, maka gunakan nikmat itu untuk mendengarkan perintah Allah. Diberikan lisan agar mengucapkan zikir, berdoa, dan mengeluarkan kata-kata yang tidak menyakiti orang lain. Jika sudah demikian baru disebut takwa.

Maka, selalulah introspeksi diri, tanyakan pada diri sendiri, dan renungkan setiap malam apakah kita hari ini sudah lebih baik dari kemarin? Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Alquran yang mengingatkan manusia agar memperhatikan apa yang telah mereka siapkan untuk hari esok (QS: Al-Hasyar-18).

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan,”

Oleh karena itu saya mengajak kita semua untuk bertakwa kepada Allah, terlebih yang muda-muda. Allah SWT sangat mencintai anak muda yang bertakwa. Mengapa? Karena pada usia muda itu nafsunya sangat tinggi. Bayangkan jika dia mampu melawan nafsunya yang kuat itu tetapi kemudian dia dekat dengan Allah karena takwanya.

Berita Lainnya:
Taubat dari Perilaku Tak Terpuji di Tengah Bencana

Sedangkan mereka yang sudah tua namun masih suka melakukan maksiat, masih suka memakai celana pendek keliling kampung, lari-lari di lapangan. Maka baginya dosa dua kali lipat. Mengapa? Karena dengan usianya yang sudah tua itu tetapi belum sadar diri.

Tgk Saifuddin melanjutkan, maka ingatlah bahwa Allah SWT amat sangat teliti, sebagimana telah dijelaskan, setiap perbuatan baik meskipun sebesar biji zarah Allah akan memberikan balasan. Pun perbuatan buruk juga akan dibalas. Kita harus tahu bahwa ada malaikat di setiap sisi yang selalu mencatat amal kita, amal baik maupun buruk.

Kalau hidup di dunia kita hanya memikirkan uang, jabatan, dan duniawi saja, kelak saat sakaratul maut yang ada dalam hati mereka hanyalah apa yang ia senangi dan kejar semata. Dia lupa kepada Allah SWT. Akhirnya ketika berada di dalam kubur akan sulit menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat.

“Maka di tahun baru Hijriyah ini mari kita jadikan momentum untuk hijrah, berpindah dari yang buruk kepada hal yang baik. Meningkatkan amal baik dan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT agar setelah meninggalkan dunia ini nantinya kita dapat mempertanggungjawabkan semua yang telah kita kerjakan di dunia menjadi lebih mudah saat dihisap oleh Allah SWT,” tandasnya.

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.