BANDA ACEH – Pengurus Yayasan Wakaf Barbate Islamic City (YWBIC) Aceh memberikan penghargaan tinggi dan ucapan terima kasih kepada seluruh para donatur, pewakif, dan semua pihak yang telah memberikan berbagai macam bantuan kepada para santri Dayah Wakaf Barbate.
“Terima kasih banyak kepada seluruh para Muhsinin, donatur, para pewakif dan seluruh elemen masyarakat yang telah menyumbangkan bantuannya baik dalam bentuk uang, sembako, barang, bahkan lahan untuk kepentingan pendidikan agama melalui Dayah Wakaf Barbate yang didalamnya terdapat anak-anak yatim dan dhuafa yang sedang berjuang belajar dan menghafal Alquran,” kata Prof Dr Sofyan A. Gani, MA Ketua YWBIC Senin, (14/07/2025).
Menurut Prof Sofyan pendidikan agama sejak dahulu menjadi kebutuhan utama dan sangat penting bahkan hingga nanti. Penanaman akidah Islam yang benar tidak dapat ditawar-tawar lagi apalagi di tengah dunia yang semakin sekuler sekarang ini.
Namun sayangnya tidak semua anak-anak bisa mendapatkan kesempatan yang baik untuk mengenyam pendidikan agama di dayah-dayah yang ada, disebabkan faktor biaya yang mahal dan kondisi ekonomi orang tua yang tidak mendukung apalagi berstatus anak yatim dan fakir miskin.
Inilah alasan utama YWBIC hadir untuk menjawab tantangan dan mencoba memberikan solusi. YWBIC menampung anak-anak yatim dari berbagai pelosok di Aceh dan menyediakan pendidikan gratis berbasis dayah di Dayah Wakaf Barbate yang berlokasi di kawasan Blang Bintang, Aceh Besar.
Tokoh pendidikan Aceh yang juga guru besar Universitas Syiah Kuala (USK) Prof Dr Sofyan A. Gani, MA ini dipercaya sebagai Ketua Umum yayasan bersama Dr Tgk. H. Mijaz Iskandar, Lc, LLM yang duduk pada posisi Ketua Dewan Pengawas solid menjalankan seluruh rencana kerja yang telah disusun.
Hasilnya, meski usia Dayah Wakaf Barbate masih tergolong muda atau jalan 4 tahun, namun jumlah santri yang mengecap pendidikan Al-Qur’an dan Tahfiz hingga sekarang ini mencapai 70 orang terdiri dari anak yatim 18 orang, fakir/miskin 51 orang dan mualaf 1 orang yang direkrut dari 20 kab/kota di Aceh dan terbagi dalam empat angkatan.
Hebatnya lagi semua santri yang menetap di Dayah Wakaf Barbate dan diasuh oleh 7 orang ustadz tersebut tidak dipungut biaya apapu meski satu rupiah. Semua kebutuhan mereka baik makan-minum, asrama, dan keperluan pribadi seperti sabun mandi, odol, dan cuci pakaian bahkan hingga jajan ditanggung oleh yayasan.
Apa yang dilakukan oleh pengurus YWBIC itu adalah semata-mata karena ingin menyediakan pendidikan Tahfiz Al-Qur’an secara gratis kepada mereka yang selama ini terpinggirkan sebab tidak memiliki biaya masuk ke dayah berbayar dengan tarif yang kian mahal.
Selain itu, guna mewujudkan visi dan misi para pendiri yayasan untuk mencetak generasi Aceh kedepan yang siap melanjutkan kepemimpinan, tetapi mereka memiliki jiwa Al-Qur’an dan kemampuan intelektualitas Islam yang lurus. Diharapkan kejayaan Islam dan kemajuan Aceh dapat dikembalikan.
Prof Sofyan yang dikenal sebagai sosok yang sangat peduli pada dunia pendidikan optimistis bahwa program pendidikan gratis dan Tahfiz Al-Qur’an di Dayah Wakaf Barbate yang ia kelola bersama pengurus YWBIC akan mencapai keberhasilan dan kegemilangan meski perjalanan menuju ke sana butuh kerja keras dan kesabaran yang kuat.
“Kita benar-benar memulai dari niat yang tulus dan mendalam untuk membantu anak-anak yatim Aceh yang kehidupan mereka mungkin kurang beruntung. Para pendiri dan pengurus serius mencurahkan segala upaya dan sumber daya agar niat baik ini dapat berhasil, dan alhamdulillah saat ini sudah tahun keempat,” ujar Prof Sofyan.
Dia juga mengatakan, semua dana, tenaga, pikiran, dan fasilitas berasal dari pengurus dan pewakif yang memberikan hartanya di jalan Allah dengan membantu operasional dayah dan seluruh kebutuhan santri hingga saat ini tidak ada yang kurang, semua tercukupi dengan baik.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ustadz Mijaz Iskandar, untuk menutupi seluruh kebutuhan rutin santri yang mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan, pihaknya juga turut mendirikan unit-unit usaha produktif sebagai sumber pemasukan jangka panjang.
“Beberapa unit usaha yang di saat ini telah mulai berjalan dan tumbuh dikelola oleh internal yayasan, dan menjadi semacam tempat praktik bisnis juga bagi para santri diharapkan akan menjadi sumber pendapatan bagi pendanaan dayah kedepan,” ucap Mijaz.
Keberhasilan-keberhasilan yang tercapai tersebut tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, Pemerintah Aceh, Kemenag Aceh dan Aceh Besar, Bappeda Aceh, Baitul Mal Aceh, Bank Aceh Syariah, USK, UIN Ar-Raniry, Kodam IM, Kejaksaan Jantho, BPN Aceh Besar, Para Kepala Sekolah SMP/SMA Banda Aceh, SUPM Ladong, Puskesmas Blang Bintang, dan lembaga lainnya.
“Begitu pula donatur individu yang telah menginfakkan hartanya, alumni SPGN Banda Aceh, kelompok ibu-ibu pengajian, GM Hotel, para pengurus Yayasan Wakaf Barbate Islamic City, pemilik media, dan masyarakat sekitar yang selalu memberikan dukungan,” pungkasnya.































































































