UPDATE

ISLAM
ISLAM

Kajian Ihya Ulumuddin di Masjid Babul Maghfirah: Profesor Fauzi Saleh Kupas Bahaya Iri Hati

ACEH BESAR – Suasana Masjid Babul Maghfirah, Senin (8/9/2025) malam, terasa khusyuk ketika Prof. Dr. Tgk. H. Fauzi Saleh, MA. membedah bab tentang iri hati dari kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.

Ia mengingatkan jamaah bahwa penyakit hati ini bukan saja merusak diri, tetapi juga mengikis pahala.

Dalam penjelasannya, Prof. Fauzi menegaskan bahwa iri hati merupakan sifat tercela yang muncul ketika seseorang tidak rela melihat nikmat Allah berada pada orang lain.

“Hakikat iri hati adalah berharap nikmat orang lain hilang, meski ia sendiri tidak mendapatkannya. Ini penyakit yang sangat merusak jiwa,” ujarnya di hadapan jamaah.

Imam Al-Ghazali, lanjut Prof. Fauzi, menyebutkan sejumlah faktor yang melahirkan iri hati, antara lain permusuhan dan kebencian, kesombongan, cinta dunia, dan sifat bakhil.

Sifat ini tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga dapat menghapus amal kebaikan.

“Orang yang iri hati itu sebenarnya menyiksa dirinya sendiri, hidupnya tidak pernah tenang, dan imannya rapuh,” jelasnya.

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Berita Lainnya:
Viral Penjual Mie Babi Pakai Atribut Peci dan Hijab di Bandung, Satpol PP Bertindak

Sebagai penguat, Prof. Fauzi mengisahkan peristiwa yang dialami Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. ketika tersakiti hatinya karena seseorang ikut menyebarkan gosip tentang putrinya, Sayyidah Aisyah r.a.

Saat itu, Abu Bakar sempat enggan membantu orang tersebut. Namun kemudian turunlah ayat Allah Swt. melalui Nabi Muhammad saw.:

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)

Nabi lalu menyampaikan kepada Abu Bakar agar ia memaafkan dan tidak memutuskan kebaikan.

Dengan memaafkan, Abu Bakar akan mendapat ampunan Allah Swt. Mendengar itu, Abu Bakar pun luluh dan kembali menebar kebaikan.

Berita Lainnya:
Perjalanan Hijrah Gary Iskak Menyentuh Hati, Tak Pernah Tinggalkan Sholat hingga Tutup Usia

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Dalam kesempatan itu, Prof. Fauzi juga menyinggung hakikat manusia sebagai makhluk sosial.

“Secara normal manusia mestinya hidup bersama atau berjamaah, bukan menyendiri. Itu sebabnya Islam menganjurkan ibadah berjamaah seperti shalat, puasa,” katanya.

Ia menegaskan, bila ada orang yang lebih suka hidup menyendiri atau mengasingkan diri, maka ada sesuatu yang perlu dicermati dari dirinya.

Mengutip Imam Al-Ghazali, ia juga menguraikan beberapa cara mengobati iri hati, antara lain menumbuhkan keyakinan bahwa semua nikmat berasal dari Allah, membiasakan mendoakan kebaikan bagi orang lain, melatih diri dengan amal nyata seperti memberi salam, tersenyum, serta memperkuat iman dan tawakal.

Kajian malam itu ditutup dengan pesan Prof. Fauzi agar jamaah selalu berusaha menjaga kebersihan hati.

“Iri hati itu bisa membakar amal seperti api membakar kayu. Karena itu, jadilah hamba yang lapang dada, banyak bersyukur, dan ikhlas menerima ketentuan Allah,” pungkasnya.

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.