ORINEWS. id — Memasuki pekan kedua pascabanjir yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, duka mendalam masih dirasakan para korban dan relawan kemanusiaan.
Relawan Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) yang bertugas di Desa Kesehatan, Kecamatan Karang Baru, menghadapi hari-hari penuh kelelahan di tengah keterbatasan fasilitas dan kondisi darurat.
Para relawan harus bekerja dengan waktu istirahat yang sangat minim. Bahkan, sebagian hanya dapat tidur beberapa jam di atas truk logistik maupun kendaraan Basarnas usai melakukan evakuasi, termasuk evakuasi jenazah korban bencana.
Puncak kepiluan terjadi pada Ahad (14/12/2025), ketika relawan WIZ menemukan jenazah seorang lansia tergeletak di pinggir jalan. Tubuh almarhum hanya ditutupi kain sarung usang yang basah dan berlumpur. Berdasarkan keterangan warga, lansia tersebut diperkirakan meninggal dunia sekitar pukul 22.00–23.00 WIB pada malam sebelumnya, namun belum ada yang mampu mengurus jenazah akibat kekacauan pascabencana.
“Kami menangis bukan karena lelah atau merasa tidak mampu, tetapi karena takut akan tanggung jawab di tengah keterbatasan dan kondisi yang serba darurat,” ungkap salah satu relawan WIZ.
Peristiwa ini menjadi gambaran nyata beratnya dampak banjir di Aceh Tamiang, tidak hanya bagi korban, tetapi juga bagi para relawan yang berada di garis terdepan. Relawan WIZ berharap adanya dukungan lebih luas dari berbagai pihak agar penanganan pascabencana, termasuk pemulasaraan jenazah, dapat dilakukan dengan lebih cepat dan manusiawi.






























































































