UPDATE

OPINI
OPINI

California Fire, Awal Keruntuhan Amerika?

UPAYA memadamkan kebakaran hutan dan lahan akibat kebakaran luas yang dikenal dengan California fire 2025 terus berlanjut. Para petugas bersiap menghadapi kembalinya angin kencang Santa Ana berkecepatan 80 kilometer hingga 112 kilometer per jam yang diperkirakan berpotensi menghambat upaya pemadaman kebakaran. Layanan Cuaca Nasional mengeluarkan peringatan kebakaran tertinggi “yang situasinya sangat berbahaya.” Para pejabat telah memperingatkan hampir 10 juta warga Los Angeles County untuk bersiap mengungsi.

Wali Kota Los Angeles Karen Bass menyatakan para petugas pemadam kebakaran telah bekerja dari berbagai penjuru negara, bahkan dari luar negeri namun api belum dapat ditaklukkan. Badai api ini dianggap sebagai bencana alam paling merusak dalam sejarah Amerika Serikat.

Sementara Tim Pemeriksa Medis (DME) Los Angeles melaporkan 25 orang meninggal dunia. Menurut Cal Fire, total wilayah yang terdampak kebakaran dahsyat kini melebihi luas kota Paris, Prancis. Para pejabat mengatakan sedikitnya 12.300 struktur telah rusak atau hancur. AccuWeather telah memperkirakan nilai kerusakan dan kerugian ekonomi antara $135 miliar hingga $150 miliar atau setara dengan Rp 2.200 triliun hingga Rp 2.447 triliun. Kerugian begitu tinggi karena rumah-rumah yang terbakar habis itu termasuk rumah-rumah paling mahal di Amerika.

Sejumlah netizen mengkritik pemerintah Amerika yang dianggap pelit memberikan bantuan terhadap korban kebakaran. Amerika hanya mengeluarkan bantuan sebesar US$770 atau sekitar Rp 12 juta untuk korban kebakaran. Netizen Amerika membandingkannya dengan kucuran dana yang dipasok oleh pemerintah federal untuk Israel dan Ukraina.

Di sisi lain, aktris peraih Oscar Jamie Lee Curtis menghadapi reaksi keras setelah membandingkan kebakaran Los Angeles dengan kondisi genosida Israel yang dialami warga Gaza. Jadi apakah kebakaran ini adalah hukuman bagi Amerika? Topik ini masih saja menjadi perdebatan.

Para ahli  menghitung area kebakaran tersebut dan menemukan bahwa area yang terbakar mencapai hampir 360 kilometer persegi atau setara dengan luas Gaza di Palestina. Seorang warga Los Angeles membagi video kondisinya untuk membantah bahwa kondisi kebakaran tidak seburuk yang diberitakan dan bahwa hampir semua gambar yang beredar adalah AI (artificial intellengence). Ia menggambarkan kondisi di tempatnya, di Altadena benar-benar seperti neraka di bumi.

Sherif Los Angeles, Robert Luna menggambarkan kondisi Los Angeles seperti dijatuhi bom atom. Kebakaran tidak hanya dipicu oleh iklim yang kering dan hembusan angin kencang biasa melainkan hadirnya pusaran api bak tornado api atau firenado, yang tertangkap kamera membakar lahan dan hutan hingga ke perumahan dan menghancurkan apapun yang dilaluinya.

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Menarik sekali mengenai fenomena langka ini yang ternyata telah disebut dalam surah al-Baqarah ayat 266;

Berita Lainnya:
Ketegangan Venezuela–AS: Rebutan Minyak Dunia dan Ancaman Baru Imperialisme Global

“Apakah salah seorang diantara kamu ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan. Kemudian, datanglah masa tua, sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu, kebun itu ditiup angin kencang yang mengandung api sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan (-nya).

Kebakaran bak neraka ini tentu erat kaitannya dengan dukungan penuh Amerika  terhadap genosida Israel. Presiden terpilih Amerika Donald Trump memperingatkan Hamas untuk membebaskan tawanannya di Gaza. Pembebasan harus dilaksanakan sebelum ia dilantik pada tanggal 20 Januari mendatang. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka “neraka akan pecah di Timur Tengah”.

Ternyata Allah menghadirkan neraka tersebut untuk membakar kesombongan induk semang zionis. Jika kita mengamati fakta tentang negara bagian California ini terutama fakta terkait satuan pemadam kebakarannya yang lebih sibuk berjibaku mempromosikan LGBT daripada menyelamatkan jiwa.

California memiliki sejarah panjang dalam mempromosikan LGBT. Pada 1970 diselenggarakan pawai LGBT pertama di San Fransisco, 2 tahun kemudian San Fransisco melegitimasi homoseksualitas. Pada 1982, Laguna Beach California memilih walikota LGBT pertama secara terbuka dalam sejarah Amerika. Tahun 1999, California mengadopsi undang-undang kemitraan domestik, berlanjut pada tahun 2005 legislator mengesahkan hukum pernikahan sesama jenis.

Pada 2011 California menjadi negara bagian pertama yang mewajibkan kelas indoktrinisasi homoseksual untuk siswa kelas 8. Pada 2012 California menjadi negara bagian pertama yang menandatangani larangan terapi yang mencoba mengubah homo seksual menjadi non-homoseksual. Bahkan saat ini bendera LGBT dikibarkan bersama dengan bendera resmi negara di California.

Perpecahan Dari Dalam

Trump tidak menyembunyikan perasaannya terhadap California. Ia bahkan masih dalam tahap berencana hadir ke neraka dunia itu. Seorang penasehat Trump menyampaikan bahwa presiden bermaksud untuk pergi ke California suatu saat nanti. Hal ini disebabkan karena California mewakili kubu kaum liberal yang selalu memusuhinya sekaligus merupakan negara bagian yang selalu memilih partai demokrat, bahkan menjadikannya pilar elektoral yang tak mudah ditembus oleh Partai Republik.

California adalah simbol tren yang sepenuhnya bertentangan dengan visi Trump dan Partai Republik. Jika ada perpecahan internal di Amerika Serikat, kemungkinan besar negara bagian ini akan menjadi ibu kota dari bagian yang mewakili Demokrat, liberal, sayap kiri, imigran, dan orang kulit berwarna. Di sisi lain, kelompok lainnya akan diwakili oleh kaum kulit putih konservatif yang memandang diri mereka sebagai penjaga nilai-nilai tradisional.

Secara ekonomi, California mencakup Silicon Valley, pusat teknologi modern dan ekonomi digital, yang sangat berbeda dari perekonomian tradisional Amerika yang bergantung pada industri berat, energi, dan senjata. Perekonomian yang terakhir ini jelas diwakili oleh Partai Republik, sedangkan ekonomi digital saingannya adalah simbol keterbukaan dan inovasi liberal.

Berita Lainnya:
Dipermudah Prabowo, Dipersulit Bahlil: Tambang Rakyat Menjerit

Namun permasalahannya tidak berhenti pada perekonomian saja. California dikenal sebagai ibu kota “nilai-nilai liberal” yang diwujudkan dalam dukungan terhadap aborsi, hak-hak gender, dan apa yang dianggap oleh kaum konservatif sebagai tren “menyimpang” yang bertentangan dengan nilai-nilai keluarga dan agama yang mereka anut.

Di sisi lain, Texas mewakili kubu utama Partai Republik dan konservatif. Pentingnya negara bagian ini tidak berhenti pada menjadi pusat industri minyak, namun dianggap sebagai simbol nilai-nilai tradisional Amerika yang ingin dilestarikan oleh kaum konservatif, dalam menghadapi apa yang mereka lihat sebagai ancaman eksistensial dari meningkatnya liberalisme.

Kebakaran paling mematikan yang mengancam Amerika saat ini bukanlah kebakaran di hutan California, melainkan api kebencian dan perpecahan budaya. Amerika telah menjadi dua masyarakat yang kontradiktif: yang satu adalah masyarakat liberal yang percaya bahwa kebebasan pribadi tidak ada batasnya, dan yang lainnya adalah masyarakat konservatif yang membela sistem nilai yang memandang kebebasan itu sebagai ancaman terhadap identitas nasional.

Mekanisme demokrasi tidak lagi mampu membendung atau memitigasi kontradiksi ini. Faktanya, kesenjangan antara kedua masyarakat semakin melebar, sehingga potensi bentrokan menjadi lebih besar dari sebelumnya.

Yang membuat masalah ini menjadi lebih rumit adalah perpecahan internal ini tidak berhenti di perbatasan Amerika Serikat, namun meluas ke sekutu-sekutunya di Kanada dan Eropa. Negara-negara ini, yang mayoritas penduduknya liberal, juga berkonfrontasi dengan gerakan konservatif internal yang memandang kebijakan liberal menghancurkan masyarakat tradisional.

Percikan konflik ini mulai merambah kancah internasional, dengan masuknya tokoh-tokoh seperti Elon Musk, sekutu Trump, yang melontarkan kritik tajamnya kepada para pemimpin negara seperti Jerman, Inggris, dan Prancis. Negara-negara ini, dengan orientasi liberal yang jelas, telah menjadi sasaran perdebatan yang mencerminkan perpecahan budaya dan politik global.

Jelas bahwa fondasi yang menjadi dasar pembangunan masyarakat Barat tidak lagi mampu membendung kontradiksi budaya dan ekonomi. Dalam satu negara, terdapat dua masyarakat dengan nilai dan visi yang sangat berbeda. Sementara negara-negara Barat mengalami kontradiksi internal, muncul kontradiksi ekonomi dan politik yang memperburuk krisis.

Apakah kita berada di titik puncak fase sejarah baru yang menyaksikan pecahnya perang internal yang dapat menghancurkan seluruh sistem Barat? Mungkinkah ini awal dari berakhirnya hegemoni Barat atas dunia, membuka jalan bagi munculnya peradaban lain yang akan menyelamatkan umat manusia dari ketidakadilan kapitalisme dan amoralitas liberalisme?

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.