UPDATE

ISLAM
ISLAM

Menjaga Hati dari Fitnah Asmara dalam Dakwah

BANDA ACEH – Salah satu fitnah yang paling berbahaya di tengah para dai dan ustadz masa kini adalah fitnah asmara yang terlarang. Godaan itu datang halus, kadang tanpa disadari, ketika seorang ustadz diminta mengajar atau berceramah di majelis yang dihadiri oleh jamaah perempuan. Apalagi jika yang hadir berasal dari kalangan terpelajar, berpenampilan rapi, dan berkepribadian menarik. Di sinilah ujian hati benar-benar dimulai.

Tidak sedikit kisah yang berakhir dengan kejatuhan – dimulai dari sapaan yang tampak ringan, berkembang menjadi percakapan pribadi yang terlalu akrab, hingga akhirnya menjerumuskan ke dalam dosa yang besar. Na‘udzubillahi min dzalik. Padahal, mereka tentu memahami firman Allah ‘Azza wa Jalla:

“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada syahwat, berupa wanita…” (QS. Ali Imran: 14)

Dan juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari)

Berita Lainnya:
Perjalanan Hijrah Gary Iskak Menyentuh Hati, Tak Pernah Tinggalkan Sholat hingga Tutup Usia

Namun, sekadar ilmu dan hafalan dalil tidak cukup untuk menjadi benteng. Godaan syahwat tidak bisa dikalahkan dengan logika atau retorika, melainkan dengan kekuatan mujahadah dan kesungguhan menjaga hati. Karena itu, seorang dai harus menyadari bahwa ia berhadapan dengan ujian besar yang bisa menghapus kehormatan dan meruntuhkan nilai dakwah yang dibangun dengan susah payah.

Kejatuhan sering kali bermula dari rasa aman yang palsu – merasa iman sudah kuat, merasa niat sudah lurus, atau merasa dakwah menjadi tameng. Padahal, syaitan amat cerdik membungkus maksiat dengan bungkus kebaikan. Maka, sebelum berangkat ke majelis, hendaknya seorang dai meluruskan niat, menundukkan pandangan, dan memohon perlindungan kepada Allah dari segala fitnah yang tampak maupun tersembunyi.

Bagi ustadz yang telah beristri, disarankan menenangkan diri dengan cara yang halal sebelum keluar rumah agar hati tenang dan terjaga. Bila memungkinkan, ajaklah istri hadir dalam kegiatan dakwah, agar tidak ada ruang bagi syaitan untuk membisikkan fitnah. Hindarilah khalwat – baik secara langsung maupun melalui pesan pribadi – sebab dari hal kecil itulah biasanya syaitan mulai menjerat.

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
Berita Lainnya:
Prabowo Tetapkan Biaya Haji 2026, Ini Rincian per Embarkasi

Senantiasa berdoalah dengan penuh kesungguhan: “Ya Allah, tolonglah aku untuk menundukkan pandanganku, menjaga lisanku dan pendengaranku, serta lindungilah aku dari segala fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.”

Sesungguhnya menjaga kehormatan diri dalam dakwah bukan sekadar soal menjaga nama baik, tetapi juga bagian dari menjaga kesucian risalah yang dibawa. Karena sekali fitnah itu menodai hati, maka cahaya keikhlasan akan redup, dan keberkahan dakwah pun bisa sirna.

Maka berjuanglah dengan hati yang tunduk, niat yang bersih, dan doa yang tak pernah putus. Sebab, tidak ada benteng yang lebih kuat bagi seorang dai selain perlindungan Allah Subhanahu wa Ta‘ala.

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.