Jumat, 19/04/2024 - 19:13 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Wawancara Dokter Gaza Sebelum Syahid: Jika Saya Pergi, Siapa yang Merawat Pasien Saya?

ADVERTISEMENTS

 GAZA — Serangan udara Israel menghantam rumah Hammam Alloh, seorang Dokter di RS Al Shifa Gaza pada Ahad, 12 November lalu. Serangan Israel telah menewaskan dia dan ayahnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Namun sebelum bom merenggut nyawanya, Hammam Alloh dan keluarganya, ia sempat diwawancarai oleh televisi internasional mempertanyakan posisinya yang enggan melakukan evakuasi ke luar wilayah Gaza. “Jika saya pergi, siapa yang akan pergi…’: Dokter Palestina sebelum terbunuh dalam serangan Israel

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Seorang dokter nefrologi di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza terbunuh dalam serangan udara Israel. Dalam wawancara terakhirnya sebelum kematiannya. Dokter tersebut berbicara tentang mengapa ia menolak untuk pindah ke selatan dan melawan perintah Israel.

ADVERTISEMENTS

Hammam Alloh, seorang ahli nefrologi Palestina di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, tewas dalam serangan udara Israel, demikian dilaporkan portal berita independen Democracy Now. Dalam wawancara terakhirnya ketika menentang keras arahan Israel untuk pindah ke selatan dan berbicara tentang tugasnya sebagai dokter terhadap pasiennya.

Berita Lainnya:
Kisah Peneliti Mesir Dihalangi Terbitkan Informasi Berbahaya Bagi Israel

Ketika ditanya mengapa ia tidak pindah ke Gaza selatan bersama keluarganya, Hammam mengatakan kepada Democracy Now, “Jika saya pergi, siapa yang akan merawat pasien saya? Mereka bukan binatang. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang layak.”

Anda pikir saya pergi ke sekolah kedokteran dan untuk gelar pascasarjana saya selama total 14 tahun, jadi saya memikirkan hidup saya dan bukan pasien saya? Anda pikir saya pergi ke sekolah kedokteran hanya untuk memikirkan hidup saya?” Ia menambahkan lebih lanjut. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Ben Thomson, seorang rekan ahli nefrologi, yang pernah bekerja dengan Hammam, mengatakan bahwa dokter Palestina tersebut menginginkan “kehidupan yang bebas, adil, tahan lama, dan merdeka di Palestina”, demikian dilaporkan Democracy Now.

 Thomson mengatakan bahwa Hammam terbunuh dalam serangan udara Israel, bersama dengan ayahnya, ayah mertuanya, dan saudara iparnya. Hammam sedang berada di rumah istrinya ketika serangan udara Israel menghantam rumah tersebut, kata Thomson.

Berita Lainnya:
Israel Buat Status Klaim Banyak Disebut di Alquran Dibanding Palestina, Singapura Kesal

Keluarga Hammam yang selamat hanya istri dan dua anaknya yang berusia 4 dan 5 tahun.

Rumah sakit di Gaza utara, yang telah berjuang dengan pemadaman listrik dan pertempuran di sekitarnya, akhir-akhir ini diblokade oleh pasukan Israel dalam perang melawan Hamas.

Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, telah berhenti berfungsi dan kematian di antara pasien terus meningkat di tengah serangan Israel yang gencar, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Ahad. 

Pada hari Sabtu, kementerian kesehatan Hamas di Gaza mengatakan bahwa tiga bayi meninggal di unit neonatal rumah sakit Al-Shifa setelah rumah sakit tersebut tidak berfungsi. 

 

Piala Dunia U-17 Indonesia mulai berlangsung sejak 10 November hingga 2 Desember 2023.
Segera beli dan dapatkan tiket resmi pertandingan Piala Dunia U-17 di Jakarta, Bandung, Solo,
dan Surabaya di laman https://www.tickets-u17worldcup.com/matches

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi