Jumat, 19/04/2024 - 16:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNETTEKNOLOGI

5 Celah Ancaman Siber yang Bisa Dialami Tekfin

ADVERTISEMENTS

Ancaman serangan siber pada tekfin sama seperti platform digital lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Sandiman Ahli Muda Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Mohamad Endhy Aziz mengatakan industri teknologi finansial (tekfin/fintech) tidak luput dari ancaman keamanan siber (cyber security). Ancaman serangan siber pada tekfin sama seperti platform digital lainnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Bicara soal ancaman cyber security, kita juga harus melihat ekosistem industrinya, karena masing-masing industri punya karakteristik ancaman yang berbeda. Untuk fintech sendiri, ada beberapa klasifikasi juga, mulai dari peer to peer (P2P) lending, payment, dan lainnya yang punya karakteristik berbeda,” kata  Endhy dalam diskusi virtual, Jumat (8/7/2022).

ADVERTISEMENTS


Endhy menjelaskan bahwa secara umum bila dilihat dari beberapa potensi masalah, setidaknya ada lima potensi permasalahan utama yang memungkinkan ancaman keamanan siber di layanan tekfin. Mulai dari literasi masyarakat yang masih rendah terhadap layanan tekfin, layanan tekfin ilegal yang belum terdaftar otoritas, etika, penyalahgunaan data pribadi, dan potensi kebocoran data pengguna.

Berita Lainnya:
Posting di Media Sosial Selama Ramadhan, Ini Tips dari ICONNET


“Dua masalah terakhir erat kaitannya dengan risiko siber. Kami banyak diskusi dengan regulator terkait, khususnya untuk memberikan masukan konstruktif kepada regulator, dan kami aktif dalam kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas,” ujarnya.


Endhy menambahkan, risiko siber sudah mulai mendekati risiko operasional. Ia menjelaskan, menurut beberapa kajian, risiko siber sudah masuk di 10 besar risiko operasional perusahaan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Ini adalah PR kita bersama agar risiko ini menjadi perhatian direksi dan komisaris sehingga kita punya cara dan persiapan mitigasi, serta memiliki langkah-langkah yang sudah diantisipasi,” kata dia.


Endhy menjelaskan seiring dengan meningkatnya volume dan traffic internet di Indonesia, kasus insiden siber juga ikut meningkat. “Kami mencatat 1,6 miliar jumlah anomali atau serangan siber yang kita pantau di tahun 2021, atau meningkat 3 kali lipat dari 2020. Kasus insiden siber juga sebanyak 2.885 laporan di tahun lalu,” ungkapnya.

Berita Lainnya:
Xiaomi Hadirkan Redmi Note 13 Series Varian Baru


“Risiko paling tinggi di sektor keuangan. Fintech merupakan salah satu industri yang menjadi target utama pelaku kriminal,” ujarnya menambahkan.


Ia berharap, andil berbagai pihak termasuk pemerintah, penyedia layanan teknologi, dan asosiasi dapat bekerja sama untuk melindungi konsumen sambil meningkatkan inklusi keuangan nasional.


“Bicara inovasi pasti lekat dengan digitalisasi. Inovasi dan terobosan baru tidak bisa dipungkiri, tapi, bagaimana caranya kita menjaga keseimbangan inovasi teknologi tersebut dengan perlindungan konsumen dan security yang harus kita jaga,” ucap dia.


sumber : antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi