Jumat, 26/04/2024 - 04:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Sudah Dengar Bunyinya, Ini Dampaknya Jika Terbiasa Setel Ulang Alarm Biar Bisa Tidur Lagi

ADVERTISEMENTS

Menyetel ulang alarm bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Menyetel ulang alarm ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang suka menggeser alarm lebih mungkin memiliki detak jantung lebih tinggi dibandingkan mereka yang langsung bangun.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Studi University of Notre Dame juga menemukan bahwa orang yang tidak langsung bangun itu lebih cenderung menghabiskan satu jam dalam kondisi tidur ringan. Peneliti menyarankan orang lebih berfokus mendapatkan lebih banyak tidur berkualitas secara keseluruhan alih-alih tidur-tiduran.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Sebelumnya, University of Notre Dame menemukan bahwa detak jantung istirahat yang tinggi bisa menjadi faktor kunci yang menghubungkan kurang tidur dan penyakit jantung. Studi lain perguruan tinggi itu menemukan bahwa orang yang pergi tidur, bahkan 30 menit lebih lambat dari waktu tidur biasanya cenderung memiliki detak jantung istirahat lebih tinggi sepanjang malam dan sering hingga keesokan harinya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Malaysia Perketat Bazar Ramadhan Setelah Penemuan Kain Lap di Martabak

Kebiasaan tidur ini menjadi perhatian karena peningkatan denyut jantung istirahat merupakan faktor risiko yang diketahui untuk penyakit jantung, serta diabetes. Sebagai contoh, sebuah studi pada 2019 menemukan bahwa pria berusia 50 tahun dengan detak jantung istirahat lebih dari 75 detak per menit, dua kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung selama 20 tahun ke depan dibandingkan mereka yang memiliki detak jantung istirahat 55 detak per menit atau kurang.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Tanda-Tanda Janin Meninggal dalam Kandungan dan Penyebabnya

Studi lainnya pada 2013 menemukan bahwa detak jantung istirahat yang tinggi pada pria dikaitkan dengan kebugaran fisik yang lebih rendah dan tekanan darah yang lebih tinggi, berat badan, dan kadar lemak darah yang bersirkulasi. Semakin tinggi detak jantung istirahat seseorang maka semakin besar risiko kematian dini.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi