Sabtu, 20/04/2024 - 00:05 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Harga Minyak Turun di Tengah Prospek Pasokan AS yang Lebih Tinggi

ADVERTISEMENTS

Pemerintah AS akan terus melepas minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 NEW YORK — Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Selasa (18/10/2022) atau Rabu (19/10/2022) pagi WIB. Penurunan harga minya ini terjadi di tengah ekspektasi pasokan AS yang lebih tinggi dikombinasikan dengan perlambatan ekonomi dan permintaan bahan bakar China yang lebih rendah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November tergelincir 2,64 dolar AS atau 3,1 persen, menjadi menetap di 82,82 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember kehilangan 1,59 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi ditutup pada 90,03 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Elnusa Lakukan Survei Seismik di Maluku


Kemunduran harga minyak terjadi setelah laporan bahwa pemerintah AS akan terus melepaskan minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) sebelum pemilihan kongres bulan depan. Bloomberg melaporkan bahwa pemerintahan Joe Biden sedang bergerak menuju pelepasan setidaknya 10 juta hingga 15 juta barel minyak dari cadangan darurat negara itu dalam upaya untuk menjaga harga bensin agar tidak naik lebih jauh, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.


Di sisi lain, China, importir minyak mentah utama dunia, menunda tanpa batas waktu rilis indikator ekonomi yang semula dijadwalkan akan diterbitkan pada Selasa (18/10/2022), menunjukkan kepada pasar bahwa permintaan bahan bakar secara signifikan tertekan di wilayah tersebut.

Berita Lainnya:
Menko Airlangga Bilang Harga Minyak Mentah Sudah di Atas Asumsi APBN


“Ini bukan pertanda baik ketika China memutuskan untuk tidak mempublikasikan angka ekonomi,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York seperti dikutip oleh Reuters.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Kepatuhan China terhadap kebijakan nol-Covid terus meningkatkan ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi negara itu, kata analis CMC Markets Tina Teng. Juga membebani harga adalah kekhawatiran bahwa ekonomi global yang melambat akan mengganggu permintaan energi.


Sementara itu, para pedagang menunggu data persediaan bahan bakar AS karena Badan Informasi Energi AS (EIA) akan merilis laporan persediaan minyak mingguan AS pada Rabu waktu setempat.

sumber : Antara/Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi