MEUREUDU – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) memperburuk kondisi warga Pidie Jaya yang telah dilanda banjir sejak beberapa hari terakhir. Sejumlah SPBU terendam sehingga tidak beroperasi, memaksa warga mengantre panjang di kios-kios pengecer demi mendapatkan BBM.
Pada Sabtu (29/11), warga terlihat memenuhi sisi jalan sambil menenteng botol kecil untuk membeli BBM yang harganya melonjak drastis. “Saya beli satu botol Rp 25.000, bahkan ada yang jual sampai Rp 35.000,” ujar Wardi, warga setempat.
Ia mengaku situasi ini menambah penderitaan warga yang sudah kesulitan mendapatkan logistik. “Banjir susah, logistik susah, BBM pun susah dan mahal. Lengkap penderitaan kami korban banjir Pidie Jaya,” keluhnya.
Selain BBM, listrik juga padam sejak hari pertama banjir dan belum menyala hingga memasuki hari kelima. Ketiadaan penerangan membuat malam hari semakin mencekam, sementara lilin dan lampu emergensi ikut hilang dari pasaran.
Warga berharap pemerintah mempercepat penanganan darurat, terutama pemulihan listrik dan stabilisasi pasokan BBM agar mobilitas warga serta distribusi bantuan tidak terhambat.[]




























































































