BANDA ACEH – Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, menyatakan bahwa sepuluh dari dua belas kecamatan di wilayahnya masih terisolasi akibat banjir dan longsor. Ia menyebut bahwa hingga saat ini bantuan baru dapat menjangkau dua kecamatan, sementara wilayah lainnya masih terhambat oleh tingginya genangan air dan kerusakan akses jalan.
“Saya informasikan bahwa untuk Kabupaten Aceh Tamiang, kan itu ada 12 kecamatan. Jadi, saat ini kami baru bisa melakukan akses untuk memberikan bantuan ke dua kecamatan, yaitu Kecamatan Karang Baru dan Kecamatan Kualasimpang, serta sebagian daerah Paya Bedi Kecamatan Rantau,” kata Armia dalam wawancara, Minggu (30/11/2025).
Menurut Armia, keterbatasan akses tersebut disebabkan tingginya volume air dan gangguan jalur transportasi.
“Ada beberapa kendala. Pertama, volume air masih tinggi. Kemudian ada kendala lainnya seperti longsor di Seumadam sehingga menyulitkan kami,” ujarnya.
Karena itu, pemerintah kabupaten Aceh Tamiang terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mempercepat masuknya bantuan.
“Sementara kami terus menghubungi pemerintah provinsi dan pusat agar segera mengirimkan bantuan ke sini. Bantuan bisa dikirim melalui udara atau laut, walaupun harus ke Limau Mungkur, karena kalau misalnya bantuan itu masuk lewat Langsa banyak kendala. Karena dari Aceh Tamiang ke Langsa jalannya tidak bisa diakses, masih banyak air yang menggenangi badan jalan sehingga kami tidak bisa mengambilnya ke sana,” tutur Bupati.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah meminta BNPB memperkuat jalur bantuan melalui udara dan laut. Beberapa bantuan sudah tiba, meski jumlahnya masih terbatas.
“Bantuan yang sudah masuk ada bantuan dari BNPB melalui helikopter, cuma masih terbatas bantuannya. Makanya kami harapkan supaya semaksimal mungkin, karena kami memiliki 310 ribu masyarakat Aceh Tamiang, semuanya terdata dan semuanya perlu makan,” ujarnya.
Ketersediaan logistik menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Armia mengatakan kebutuhan mendesak mencakup berbagai bahan pokok.
“Seperti beras, air bersih, makanan siap saji, makanan bayi, minyak goreng, serta lauk pauk. Minimal untuk dalam waktu 10 hari, makanya kita butuh banyak-banyak untuk sembako dan logistik lainnya,” katanya.
Seiring kondisi air mulai surut, pemerintah daerah juga sedang menyiapkan posko bantuan.
“Untuk posko, sedang kami bangun, karena ini kan baru surut airnya. Nanti kami akan membangun posko di tempat-tempat masyarakat berkumpul dan nanti di sana ada dapur umum,” ujarnya.
Bupati Aceh Tamiang turut melaporkan data sementara jumlah korban jiwa. “Untuk data korban, data yang baru ada pada saya itu lebih kurang ada 10 orang meninggal dunia korban banjir dan longsor,” katanya.
Meski demikian, ia menyampaikan bahwa kondisi cuaca mulai membaik. “Di Aceh Tamiang tidak hujan lagi dalam dua hari terakhir, sudah terang,” ucapnya.
Di akhir wawancara, Armia menyebut sejumlah wilayah yang mengalami dampak terberat. “Yang paling parah terdampak daerahnya: Sungai Iyu, Bendahara, Seruway, Tenggulun, Pulau Tiga, dan Babo,” kata Armia. []






























































































