BIREUEN — Seorang santri berinisial FA (14) asal Kampung Pepanyungen Angkup, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah, babak belur dan sempat pingsan usai diduga dianiaya seniornya di Pesantren Terpadu Almuslim, Matang Geulumpangdua, Peusangan, Bireuen.

Korban mengalami luka lebam di wajah serta pendarahan di hidung dan telinga. Peristiwa yang terjadi pada Senin malam, 25 Agustus 2025, itu baru diketahui keluarga pada keesokan harinya.

“Anak saya dipukuli dan ditendang secara bergiliran oleh beberapa kakak seniornya, tanpa pertimbangan dan bekas kasihan. Sehingga pipi anak saya lebam-lebam, hidung dan telinga berdarah, bahkan sempat pingsan dari malam hingga pagi,” ujar ayah korban, Muhammad Ikhwan, Minggu (31/8/2025).

Ikhwan mengaku mendapat kabar dari pihak pesantren sekitar pukul 11.00 WIB, Selasa (26/8), dan langsung berangkat dari Angkup menuju Bireuen. Sesampainya di sana, ia menemukan anaknya dalam kondisi tak berdaya.

“Alangkah terkejutnya kami melihat AF yang terkapar dan tidak berdaya. Sedangkan pihak pesantren membawanya ke Puskesmas Peusangan hanya sebatas pertolongan pertama,” katanya.

Ikhwan menyebut anaknya kemudian dibawa pulang ke Aceh Tengah pada 26 Agustus. Hingga kini, ia menilai belum ada tanggung jawab dari pihak pesantren maupun keluarga pelaku.

“Memang pada hari itu pernah dilakukan mediasi, tapi tidak ada kesepakatan. Saya belum bisa menyimpulkan apa-apa karena kondisi anak saya masih sekarat,” ucapnya.

Menurut Ikhwan, hanya pihak pesantren yang sempat menghubungi sekadar menanyakan kabar. Sementara keluarga pelaku, kata dia, tak pernah muncul.

“Kami mendesak pihak pesantren dan para pelaku bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan terhadap anak kami. Setiap perbuatan penganiayaan harus ada hukuman dan efek jera agar tidak terulang menimpa anak-anak lain,” tegasnya.

Ikhwan juga menilai pihak pesantren lalai hingga terjadi kekerasan tersebut. Ia menegaskan kasus ini sudah dilaporkan ke kepolisian setempat.

“Semoga apa yang menimpa anak kami tidak lagi dirasakan oleh anak-anak yang lain,” harapnya.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Pesantren Almuslim Peusangan belum memberikan konfirmasi terkait kasus dugaan penganiayaan tersebut. (tim)