Rabu, 24/04/2024 - 17:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

Aset 167 BPR Syariah Tumbuh 18 Persen Sepanjang 2022

ADVERTISEMENTS

Ketua Kompartemen BPRS Asbisindo Cahyo Kartiko. Aset BPR Syariah pada 2022 mencapai Rp 20,15 triliun atau mampu tumbuh 18 persen sepanjang 2022.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — 167 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPR Syariah) menutup kinerja 2022 dengan pertumbuhan aset yang baik. Aset BPR Syariah pada 2022 mencapai Rp 20,15 triliun atau mampu tumbuh 18 persen sepanjang 2022. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh Rp 13,27 triliun atau 16 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“BPR Syariah mampu mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan perolehan laba sesudah pajak di Desember 2022 sebesar Rp 292,61 milar atau tumbuh 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya (YoY),” ujar Ketua Kompartemen BPRS Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) 2021-2024, Cahyo Kartiko, Rabu (22/3/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Minuman Lokal Ini Makin Laris Usai 93 Persen Penduduk Yordania Boikot Israel dan Konconya

Cahyo mengatakan, tantangan eksternal saat ini yang dihadapi BPRS adalah perubahan ekosistem global dan nasional. Beberapa di antaranya adalah perubahan perilaku masyrakat atas inovasi produk dan layanan, perkembangan ekonomi digital, perkembangan teknologi di bidang keuangan dan besarnya investasi infrastruktur teknologi informasi.

ADVERTISEMENTS

“Untuk tantangan eksternal lainnya juga ada pada persaingan usaha di antara lembaga keuangan pada segmen UMKM,” ujarmya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Saat ini, lanjut Cahyo, ruang kontribusi BPR Syariah terhadap perekomian masing-masing wilayah provinsi masih terbuka lebar untuk dioptimalkan. Salah satunya adalah berperan dalam inklusi keuangan daerah dan penyerapan tenaga kerja oleh industri BPR Syariah.

Berita Lainnya:
Perkuat Ketahanan Pangan, Jokowi Resmikan Jaringan Irigasi Gumbasa

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, peran BPR/BPRS masih sangat dibutuhkan di Indonesia, terutama untuk masyarakat kecil dan Usaha Mkro, Kecil dan Menengah (UMKM). Tapi mendorong transformasi demi penguatan industri BPR/BPR memerlukan waktu yang panjang. Mengingat jumlahnya yang cukup besar yakni 1.612 bank yang terdiri dari 1.445 BPR dan 167 BPRS.

Saat ini, OJK telah melakukan upaya penguatan industri dengan meluncurkan aplikasi Otomasi Informasi BPR/BPRS awal Desember 2022. Aplikasi ini memudahkan masyarakat mengakses informasi keberadaan BPR/BPRS serta produknya.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi