Jumat, 19/04/2024 - 16:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Askrindo Anugerahkan APIA Award ke Guru Asal Kalteng, Ini Ceritanya

ADVERTISEMENTS

Guru asal Kalteng Sri Tukini abdikan diri sebagai guru anaj usia dini

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

 JAKARTA — Teriknya matahari tidak menyurutkan semangat Sri Tukini, dapat berkeliling mengunjungi setiap rumah anak didiknya dalam memberikan tugas maupun kegiatan belajar mengajar. Jaringan telepon dan akses komunikasi yang sulit menjadi salah satu kendala dalam perjuangan Sri Tukini mengabdikan dirinya sebagai seorang Guru bagi Anak Usia Dini.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Banyaknya anak didik Sri Tukini yang punya kediaman jauh dari sekolah membuat dirinya harus meluangkan waktu lebih untuk berkunjung demi mengejar agar pendidikan tidak tertinggal.

ADVERTISEMENTS


Dedikasi dan ketulusan Sri Tukini mengajar Pendidikan Anak Usia Dini di wilayah yang jauh dari jangkauan, ternyata membuahkan hasil yang manis. Tindakannya yang heroik selama bertahun-tahun demi masa depan anak-anak membuat Askrindo dan PAUD Institute memberikan Sri Tukini Apresiasi dan Penghargaan sebagai Guru PAUD Heroik 2022 pada ajang Askrindo PAUD Institute Award 2022 (APIA 2022) yang berlangsung di Yogyakarta pada 23 Juli lalu.


APIA 2022 merupakan ajang rutin yang dilakukan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) yang merupakan Anggota Holding Asuransi dan Penjaminan Indonesia Financial Group (IFG). 


Direktur Utama PT Askrindo, Priyastomo, mengatakan, perhatian Askrindo kepada guru dan pengelola PAUD memang tak main main, program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Askrindo bahkan menyentuh yang tak tersentuh. Jika selama ini akses kesempatan bagi Guru PAUD sangatlah terbatas, Askrindo justru hadir untuk melayani bahkan memberikan penghargaan melalui PAUD Awards.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Sikap heroik dan pantang menyerah dari para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang statusnya pengajar non formal dan berada di daerah 3T serta di pelosok negeri menggugah Askrindo untuk mengangkat harkat mereka. 

Berita Lainnya:
Sapta Chandra: Buah Ramadan adalah Menjadi Hamba Allah yang Bertaqwa


“Kami (Askrindo) melihat sudah sepantasnya guru-guru PAUD diberikan apresiasi karena mereka telah mendedikasikan diri serta menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan dan membangun karakter generasi penerus, dimana hal ini sesuai komitmen Askrindo dalam bidang pendidikan,” ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (11/8/2022).


Sri Tukini merupakan Srikandi Heroik di dunia PAUD yang mengajar di PAUD Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Kendalanya dalam berjuang memberikan pendidikan tak hanya sebatas jaringan komunikasi yang sulit tapi juga medan yang ditempuh. 


“Medan wilayah Seruyan yang berbukit tapi juga cekungan, membuat saya tidak bisa banyak mengunjungi rumah anak murid saya, apalagi jika banjir menghadang. Namun kalau mengingat anak murid di sini, saya akan terus bangkit agar mereka mampu mengenyam pendidikan yang layak dan setara. Dengan mengunjungi rumah, ini menjadi solusi supaya mereka yang jarang ke sekolah tidak tertinggal pelajaran,” ujar Sri Tukini.


Sri Tukini harus bangun sepagi mungkin memastikan urusan domestik rumahnya kelar sebelum tepat jam setengah tujuh berangkat ke sekolah. Dia menggunakan motor, tetapi karena medan jalan yang berbukit sering dia menuntun motor, atau menitipkan motor dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. 


Usai mengajar, Sri Tukini masih harus mengunjungi rumah anak-anak didiknya yang letaknya berjauh-jauhan. Ia menghabiskan waktu selepas jam mengajar pukul 11 hingga jelang sore dapat berkunjung dan mengejar masa depan anak didiknya. 


Perempuan kelahiran Lampung 7 Maret 1981 ini sangat bersemangat demi dedikasi dan pengabdiannya pada dunia PAUD. Walaupun Sri Tukini harus menempuh perjalanan kaki untuk bisa mengantarkan tugas ke anak didiknya, dirinya selalu memastikan bahwa mereka mampu dan dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. 

Berita Lainnya:
Sekolah Tetap Wajib Sediakan Ekstrakulikuler Pramuka, yang tidak Wajib Perkemahannya


Dia menuturkan dirinya sangat menikmati menjadi guru PAUD yang telah ditekuni sejak 2015. “Banyak suka duka yang saya hadapi. Sukanya, dapat menambah pengalaman di dunia anak, lalu wawasan tentang anak dan menggali tentang karakter anak didik,” katanya bersemangat.


Adapun dukanya, Sri Tukini menuturkan pengabdiannya  pernah berimbalan  atau bergaji hanya  Rp 100 ribu perbulan. Belum lagi dirinya juga kerap  diremehkan orang lantaran tidak layak mengajar dengan ijazah SMA Kejar Paket C. 


“Tetapi saya tidak gentar, saya hadapi semua ini dengan sabar dan keyakinan kalau saya mampu melalui ini semua,” ucapnya.


Keseharian Sri Tukini merupakan guru pendidikan usia dini merangkap ibu rumah tangga. Setiap hari, Sri Tukini berangkat dari rumah dan tiba sebelum anak didik datang ke sekolah, Sri Tukini menjamin dan memastikan kelas sudah bersih. Jadi, ketika anak-anak masuk, dia dan guru lainnya tinggal menyambut anak-anak dan menyiapkan untuk memulai pembelajaran. Setelah jam sekolah usai, barulah ia mengunjungi anak didiknya yang tidak datang ke sekolah akibat jauhnya jarak tempuh bagi anak usia dini.


“Selalu dan selalu saya beri tugas agar anak tahu kewajibannya. Sekolah PAUD adalah bermain sambil belajar. Supaya anak tidak jenuh dan bosan, saya membuat kegiatan belajar dengan diisi tugas-tugas yang dikerjakan di rumah,” kata Sri Tukini menuturkan pola mengajarnya.  


Sri Tukini juga menceritakan perjuangan dirinya sebagai Guru PAUD dari daerah 3T yaitu Tertinggal, Terdepan dan Terluar, untuk selalu tetap sabar mengajar anak-anak karena kecintaannya pada profesinya. Dia tak gentar dengan kendala kesulitan apapun semua dihadapi dan ditekuni dengan sabar tetap mengajar anak-anak didiknya demi kebangkitan pendidikan di daerah terpencil.

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi