Rabu, 24/04/2024 - 15:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNETTEKNOLOGI

Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Cegah Krisis Pangan

ADVERTISEMENTS

Kecerdasan buatan tidak disarankan untuk mengganti data tim lapangan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 NEW YORK — Hingga saat ini, persoalan pangan masih terjadi di sejumlah belahan dunia. Padahal, pangan adalah hal mendasar yang harus dipenuhi sehingga masyarakat bisa lebih produktif.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dikutip dari Fortune pada Selasa (25/10), krusialnya urusan pangan pun perlu ditangani dengan optimal. Kehadiran teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) diyakini bisa banyak membantu beragam instansi dalam menangani kerawanan pangan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

AI bisa berperan lewat machine learning yang akan mempelajari data soal ketersediaan pangan, kebutuhan pangan dan proses distribusi yang lebih efisien. Pengolahan data yang krusial ini bisa jadi lebih cepat berkat AI sehingga pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan lebih akurat, terstruktur dan tepat waktu.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Palestina Kecam Veto AS yang Halangi Upaya Keanggotaan Penuh PBB 

Saat terjadi krisis akibat iklim, guncangan ekonomi atau konflik, akurasi waktu atau timing merupakan hal yang vital dalam distribusi pangan. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan data yang cepat dan tepat agar pangan bisa disalurkan kepada tempat yang tepat dengan volume yang pas.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Peran AI pun telah dibuktikan lewat studi University of Illinois yang dipublikasikan pada Januari 2022. Dalam studi itu, digambarkan bahwa machine learning models menghasilkan data yang akurat dan membantu pengambilan keputusan yang lebih cepat dalam lingkungan kerawanan pangan yang kompleks dan selalu berubah.

Tapi, peran AI tetap membutuhkan responden lapangan untuk menyajikan data akurat terkait harga pangan, cuaca, demografi dan sejumlah data penunjang lainya. Profesor tim peneliti University of Illinois, Hope Michelson mengatakan, beragam data itu merupakan bekal penting untuk membentuk algoritme bersama dengan AI.

Berita Lainnya:
Ini Bocoran Baterai Galaxy Z Fold 6 Samsung, Seperti Apa?

“Data yang dihimpun oleh tim lapangan juga bisa jadi bekal prediksi dalam lokasi dengan kompleksitas politik. Artinya, AI tak disarankan untuk menggantikan data yang diolah oleh tim lapangan tapi data dari AI bisa dikolaborasikan dengan data tim lapangan untuk menghasilkan output yang optimal,” kata Hope Michelson.

Hal ini pun disadari oleh World Food Programme (WFP) dari Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB). Bahkan, selain AI, PBB juga menilai penghimpunan data perlu ditunjang oleh peran robot untuk membantu operasional di sejumlah wilayah yang terisolasi.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi