Jumat, 26/04/2024 - 06:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Menu Sarapan dan Cara Diet Rasulullah SAW

ADVERTISEMENTS

Rasulullah menjaga dari kelebihan makanan ketika sarapan dan waktu makan lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

JAKARTA — Rasulullah SAW membiasakan diri mengonsumsi makanan seadanya dan tidak berlebihan. Putra Abdullah tersebut hanya makan pada saat lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Hal ini dilakukannya sebagai wujud kesederhanaan, kecukupan, dan tidak berlebihan. Dengan begitu dia selalu bersyukur kepada Allah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Berdasarkan sejumlah cerita, Nabi Muhammad menjadikan segelas air dicampur dengan madu sebagai menu sarapan. Hal ini sesuai dengan yang tertulis dalam Alquran bahwa madu merupakan penyembuh. Tak hanya itu, Nabi Muhammad juga menganjurkan untuk mengonsumsi kurma pada pagi hari saat sarapan. Khasiat zat dalam kurma mampu menghilangkan racun dalam tubuh.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Dilakukan Usai Idul Fitri, Ini Jadwal, Keutamaan, dan Niat Puasa Syawal 2024

Air madu dan kurma dikonsumsi secukupnya. Tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Karena konsumsi keduanya dilakukan secara terukur, maka tubuh Rasulullah tidak gemuk. Posturnya ideal. 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

 

Ini sejalan dengan firman Allah QS al-A’raf ayat ke-31: “Makan dan minumlah kamu dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas.” (HR Ibnu Majah).   

Berita Lainnya:
Bagaimana Ketentuan Badal Haji untuk Orang yang Sudah Meninggal Dunia

Selain itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi harus dipastikan halal dan baik (bisa dimaknai berkualitas dan bergizi). Makanan yang dikonsumsi tidak boleh dari unsur makan-makanan yang diharamkan karena hal itu bertentangan dengan hukum Islam.   

Jika melihat pola kehidupan Nabi SAW, beliau termasuk jarang sakit. Pada zaman Nabi pernah datang rombongan orang ke kota Madinah. Mereka terheran melihat bentuk fisik Nabi SAW dan para sahabat yang tampak sehat. 

Lantas, mereka meminta resepnya apa. Kemudian, Rasulullah menjelaskan, “Kami ini adalah suatu kaum yang tidak akan makan sebelum datang rasa lapar. Dan kami ini bila makan tidak akan sampai merasa kekenyangan.” 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi