Selasa, 23/04/2024 - 21:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Nobel Perdamaian Menjadi Pencapaian Bagi Pembela Hak Asasi Perempuan di Iran

ADVERTISEMENTS

 OSLO — Direktur Institut Penelitian Perdamaian di Oslo, Henrik Urdal mengatakan, Hadiah Nobel Perdamaian yang diraih oleh aktivis hak perempuan Iran, Narges Mohammadi, sangat penting untuk merayakan pencapaian para pembela hak asasi manusia. Khususnya pembela hak-hak perempuan di Iran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Ini adalah penghargaan yang juga berfokus pada pengorbanan generasi muda di Iran.  Ini adalah cara untuk menggarisbawahi pengorbanan mereka dan tantangan yang dihadapi para pembela hak asasi manusia di Iran,” kata Urdal, dilaporkan Aljazirah, Jumat (6/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Direktur Interim Front Line Defenders, Olive Moore mengatakan, Hadiah Nobel Perdamaian ini merupakan pengakuan besar terhadap Mohammadi dan perempuan pembela hak asasi manusia lainnya yang mengorbankan kebebasan pribadi. Mereka dengan berani mengadvokasi perempuan Iran untuk menikmati hak asasi manusia dan kebebasan secara penuh.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Laporan The Intercept Buktikan Keberpihakan New York Times pada Israel 

Mohammadi (51 tahun) adalah salah satu aktivis hak asasi manusia terkemuka di Iran yang berkampanye untuk hak-hak perempuan dan penghapusan hukuman mati. Dia saat ini menjalani beberapa hukuman di penjara Evin yang terkenal di Teheran dengan total hukuman 12 tahun penjara. Salah satu tuduhan yang dihadapi Mohammadi adalah menyebarkan propaganda melawan negara.

ADVERTISEMENTS

Mohammadi adalah wakil kepala Pusat Pembela Hak Asasi Manusia. Ini merupakan sebuah organisasi non-pemerintah yang dipimpin oleh Shirin Ebadi, penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2003.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Kakak laki-laki Mohammadi, Hamidreza mengatakan, dia belum pernah berhubungan dengan saudara perempuannya sejak dipenjara. Hadiah Nobel Perdamaian ini sangat berarti baginya.  Namun Hadiah Nobel sepertinya tidak akan membuat perbedaan di Iran.

“Penghargaan ini berarti bahwa dunia telah melihat gerakan ini, (tetapi) penghargaan tersebut tidak akan mempengaruhi situasi di Iran. Rezim akan menggandakan tindakannya terhadap oposisi, dan hal itu tidak akan berdampak pada rezim. Mereka hanya akan menghancurkan orang,” ujar Hamidreza.

Berita Lainnya:
Berniat Ziarah, Truk di Pakistan Terjun ke Jurang

Komite Nobel Norwegia memberikan Hadiah Nobel Perdamaian kepada Mohammadi atas upayanya mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan untuk semua. “Perjuangannya yang berani menimbulkan kerugian pribadi yang sangat besar.  Secara keseluruhan, rezim telah menangkapnya sebanyak 13 kali, menghukumnya sebanyak lima kali, dan menjatuhkan hukuman total 31 tahun penjara dan 154 kali cambukan,” ujar Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen.

Mohammadi adalah wanita ke-19 yang memenangkan penghargaan berusia 122 tahun tersebut. Komite Nobel Norwegia memilih pemenang Hadiah Nobel Perdamaian paling signifikan di dunia tahun ini dari 351 kandidat, termasuk 259 individu dan 92 organisasi. 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi