Kamis, 18/04/2024 - 22:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Pekanbaru Integrasikan Materi Bahaya LGBT ke Mata Pelajaran

ADVERTISEMENTS

PEKANBARU — Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, Riau mengintegrasikan materi anti atau memerangi perilaku lesbian gay biseksual dan transgender (LGBT) di sekolah. Hal ini dilakukan guna menghindari perilaku menyimpang itu sejak dini.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kami tidak bisa membuat kurikulum baru (khusus bahaya LGBT) karena tumpangan kurikulum kita berat. Makanya kita sebut dengan terintegrasi, tetap kita bahas tapi kita tidak buat mata pelajaran khusus itu,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Abdul Jamal, Jumat (15/9/2023).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Menurutnya, pembahasan terkait bahaya LGBT itu dilakukan di sekolah dengan menumpangkannya atau diintegrasikan dengan mata pelajaran terkait. Seperti pada mata pelajaran agama, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, dan muatan lokal budaya melayu.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
17 Dosen UNM Lolos Abstrak Program Book Chapters LLDIKTI Wilayah III Tahun 2024

 

Guru bisa mengintegrasikan dengan pembahasan terkait bahaya LGBT kepada siswa. Guru bisa memberikan pemahaman terkait bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang tersebut.

“Pada pelajaran budaya itu misalnya, kita sampaikan adat, adab, dan sopan santun. Jadi diintegrasikan saja, tidak buat mata pelajaran sendiri. Nanti kalau dijadikan mata pelajaran LGBT nanti susah,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Menurutnya, integrasi pembelajaran anti LGBT ini telah mulai dilakukan. Guru sudah mulai memberikan pendidikan tersebut di sekolah masing-masing.

Berita Lainnya:
Soroti Fenomena Bunuh Diri Remaja, APTIK: Ada Kerapuhan Mental di Lingkungan Kampus

Hal tersebut dilakukan usai Pejabat Wali Kota Pekanbaru, Muflihun menginstruksikan kepada disdik untuk memberikan pendidikan awal yang mengajarkan tentang pencegahan paham LGBT. Dimulai sejak tingkat pendidikan anak usia dini, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar.

Selain itu, di lingkungan rumah, orang tua juga diharapkan memberikan perhatian khusus kepada anak-anak mereka. Mereka perlu aktif berkomunikasi dengan anak-anaknya untuk mencegah perilaku LGBT.

“Saat di sekolah didampingi, di rumah tentu orang tua juga harus ikut mendampingi. Harus ada kolaborasi orang tua dan guru, apalagi ketika anak berperilaku aneh,” ujar Muflihun.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi