Kamis, 25/04/2024 - 06:23 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Pengasuhan Anak Ala Barat Gentle Parenting Cocokkah Diterapkan di Indonesia?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Sejak lima tahun lalu, gaya parenting ala Barat seperti gentle parenting mulai dikenal di Indonesia. Meski memiliki nilai positif, praktisi parenting menyarankan agar gaya parenting tersebut tidak serta-merta diterapkan tanpa mempertimbangkan kondisi keluarga.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Istilah gentle parenting merujuk pada gaya pengasuhan yang menekankan cinta kasih dan kelembutan orang tua untuk memahami perasaan anak. Praktisi parenting Krista Endinda mengingatkan, pola pengasuhan gentle parenting punya kelebihan dan kekurangan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Keunggulannya, gentle parenting banyak berdasarkan riset tentang emosi. Banyak yang terjadi dalam otak anak ketika anak takut atau tantrum. Dalam gentle parenting, orang tua tidak semakin marah sama anak, tapi melakukan validasi emosi,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Namun, setelah validasi emosi, bukan berarti orang tua lantas menuruti semua yang diinginkan anak. Itu berkaitan pula dengan kekurangan gentle parenting. Jika orang tua menerapkannya secara kebablasan, gentle parenting bisa mengarah pada permissive parenting.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Artinya, pola pengasuhan di mana orang tua serbamembiarkan anak. Akibat dari pola pengasuhan itu adalah munculnya generasi yang cenderung rapuh, yang dalam istilah saat ini diistilahkan dengan generasi stroberi, merujuk pada tekstur stroberi yang lembek.

Berita Lainnya:
Apa Itu Sindrom Havana? Kesaksian Agen FBI: Rasanya Seperti Telinga Dibor Dokter Gigi

Perempuan yang biasa disapa Dinda itu menyampaikannya pada peluncuran buku berjudul Induk Macan yang dia tulis. Buku tentang parenting itu juga merupakan isi tesis Dinda yang menempuh studi S2 di Bank Street College, New York, Amerika Serikat, dengan jurusan infant toddler development and family engagement.

Lantas, sejauh apa gentle parenting bisa diterapkan pada keluarga Indonesia? Menurut Dinda, jika ingin mengaplikasikan gentle parenting, perlu diselaraskan juga dengan kultur budaya masing-masing keluarga, dan jangan sampai tidak mencerminkan akar budaya tersebut.

Pada kesempatan yang sama, psikolog anak dan keluarga Saskhya Aulia Prima mencontohkan moderasi gentle parenting yang dia terapkan untuk anak. Saskhya tidak sepenuhnya mengaplikasikan gentle parenting, tapi juga dikombinasikan dengan pola pengasuhan ala keluarganya yang beretnis Jawa.

Psikolog yang juga menggagas pusat aktivitas anak Lightbeam Education itu mengaku dirinya dahulu tumbuh besar di bawah didikan orang tua yang cukup tegas. Dalam dunia parenting, biasanya orang tua demikian dijuluki tiger mom, tiger parenting, alias induk macan.

Berita Lainnya:
Angpao Lebaran, Wajarnya Kasih Berapa untuk Keponakan?

“Sebagai anak yang tumbuh dari parenting yang benar-benar ‘macan’, terus-terang pas jadi ibu-ibu susah untuk tidak jadi macan juga. Jadi beberapa aspek aku coba terapkan pada hal teknis tertentu,” kata Saskhya yang merupakan salah satu pendiri lembaga psikologi Tiga Generasi.

Beberapa hal terkait gentle parenting yang diaplikasikan Saskhya termasuk soal pembiasaan tidur anak, aturan makan, dan keleluasaan anak bereksplorasi. Namun, terkait berbagai hal lainnya, Saskhya cenderung menerapkan unsur pengasuhan ala orang tua Jawa.

Saat awal mempraktikkan sebagian metode gentle parenting, Saskhya pernah terlibat konflik dengan orang tuanya, yakni sang ibunda yang memprotes pilihan tersebut. Namun, Saskhya berusaha memberikan penjelasan atas pilihannya dalam membesarkan anak.

Terlebih, dia pun tetap mengajarkan anak terkait apa yang menjadi budaya ketimuran, seperti tata krama dan kepekaan terhadap sekitar. “Dengan gentle parenting, orang tua bisa menjadi lebih aware dengan emosi yang dirasakan dalam dirinya. Menjadi tahu bagaimana kondisi kita sebenarnya,” ujar Saskhya.

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi