Kamis, 25/04/2024 - 14:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Perubahan Iklim Berdampak pada Kesehatan Reproduksi Wanita Hingga Kelahiran Bayi

ADVERTISEMENTS

Perubahan iklim paling dominan dirasakan kelompok wanita dan anak.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Wakil Dekan Universitas Indonesia Milla Herdayati mengatakan dampak perubahan iklim banyak dirasakan oleh kelompok rentan, yakni perempuan dan anak-anak. “Dampak perubahan iklim ini banyak dirasakan perempuan dan anak-anak,” kata Wakil Dekan UI Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum Milla Herdayati dalam webinar “Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Reproduksi”, di Jakarta, Kamis (14/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Menurut dia, perubahan iklim berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi, yaitu pada proses kehamilan, janin, hingga bayi yang dilahirkan. Milla mengatakan, perubahan iklim berpengaruh pada frekuensi abortus dan kelahiran prematur yang kejadiannya adalah 20,6 per 1.000 kelahiran hidup dan 6,7 dari 100 kelahiran.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
BKKBN Ingatkan Pentingnya Keluarga Turunkan Nilai Luhur kepada Anak


“Ini terjadi di India. Kemudian kejadian autisme di Finlandia dengan risiko sekitar 2,21 dan cacat lahir di China dengan risiko 6,5 sampai 7,18,” kata Milla.

ADVERTISEMENTS


Bencana kekeringan juga berpengaruh pada kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) di Bangladesh dan Malawi dengan penurunan sekitar 88,5 gram. Sementara cuaca ekstrim seperti badai Hurricane juga berpengaruh pada BBLR, kelahiran prematur, fetal distress, fetal death, dan post traumatic stress disorder (PTSD). 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Ayah Bunda, Ini Bahayanya Jika Anak Mengalami Stunting


“Ini banyak terjadi di Amerika Serikat, Thailand dan Polandia,” kata Milla.


Menurut dia, perubahan iklim tersebut memberikan ‘kontribusi’ terbesar terhadap kematian ibu dan anak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Milla menambahkan, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam menangani masalah perubahan iklim ini. Menurut dia, diperlukan kolaborasi banyak pihak, baik pemerintah, akademisi, organisasi masyarakat sipil, industri dan pihak swasta.

sumber : Antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi