Rabu, 24/04/2024 - 19:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Sayuran Ini Bisa Bikin Gula Darah Naik Tajam pada Penderita Diabetes Tipe 2

ADVERTISEMENTS

Makanan dengan indeks glikemik tinggi belum tentu tidak sehat, begitu pun sebaliknya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Beberapa orang dapat mengontrol kadar glukosa darah (gula darah) mereka dengan makan sehat dan olahraga. Namun sebagian yang lain mungkin memerlukan obat atau insulin untuk mengelolanya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Dalam hal diet, kewaspadaan sangat dianjurkan karena banyak makanan sehat yang sebenarnya dapat meningkatkan gula darah Anda, termasuk sayuran tertentu.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak menggunakan insulin dengan benar dan merupakan kondisi medis kronis di mana kadar gula, atau glukosa, menumpuk di aliran darah Anda. Gejala awal kondisi ini termasuk haus, lapar, mulut kering, penurunan berat badan tanpa usaha, kelelahan, dan penglihatan kabur.

ADVERTISEMENTS


Diabetes tipe 2 adalah penyebab utama penyakit kardiovaskular dengan prevalensi global 10 persen. Diet dianggap berkontribusi terhadap perkembangan diabetes tipe 2, khususnya diet tinggi karbohidrat yang meningkatkan glukosa darah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Panduan Porsi Makan Sehat Jaga Gula Darah Stabil Usai Lebaran


Diet dengan indeks glikemik (GI) atau beban glikemik (GL) yang tinggi dapat menjadi predisposisi glukosa darah postprandial dan konsentrasi insulin yang lebih tinggi. Pada gilirannya, meningkatkan intoleransi glukosa dan risiko diabetes tipe 2.


“Indeks glikemik (GI) adalah sistem peringkat untuk makanan yang mengandung karbohidrat,” jelas badan kesehatan di Inggris, National Health Services (NHS), seperti dikutip dari laman Mirror, Selasa (27/9/2022).


Makanan indeks glikemik tinggi meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan. Mereka juga meningkatkan permintaan tubuh akan insulin yang dapat menyebabkan masalah dengan pankreas (yang memproduksi insulin) dan dapat merusak mereka yang menderita diabetes tipe 2.


“Makanan indeks glikemik tinggi terurai dengan sangat cepat, menyebabkan kadar glukosa darah meningkat tajam,” ujar Diabetes.co.uk.


Badan amal kesehatan tersebut mengatakan, bagi mereka yang memproduksi insulin mereka sendiri, makanan indeks glikemik tinggi dapat memaksa tubuh untuk mencoba memproduksi lonjakan insulin untuk melawan karbohidrat yang bekerja cepat. “Konsekuensi umum dari ini adalah rasa lapar dalam dua sampai tiga jam, yang dapat membuat pelaku diet menginginkan lebih banyak makanan”.

Berita Lainnya:
Katarak, Glaukoma, Hingga Gangguan Retina Bisa Terjadi Akibat Diabetes tak Terkontrol


Sayuran dengan indeks glikemik tinggi termasuk wortel, kentang, bit, dan jagung manis. Makanan dengan indeks glikemik tinggi belum tentu tidak sehat dan tidak semua makanan dengan indeks glikemik rendah itu sehat. NHS memberikan contoh seperti semangka adalah makanan indkes glikemik tinggi. Sedangkan kue coklat memiliki nilai indeks glikemik lebih rendah.


Badan kesehatan nasional menambahkan makanan yang mengandung, atau dimasak dengan lemak dan protein bisa memperlambat penyerapan karbohidrat, menurunkan indeks glikemik mereka. Misalnya, keripik memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan kentang yang dimasak tanpa lemak. Namun, keripik tinggi lemak dan harus dimakan dalam jumlah sedang.


Makanan dengan indeks glikemik rendah yang menguntungkan bagi penderita diabetes tipe 2 meliputi paprika, brokoli, tomat, selada, stroberi, apel, buah pir, buncis, kacang polong, kacang-kacangan, susu murni, dan yogurt hambar.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi