Jumat, 19/04/2024 - 12:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Tanya Jawab Seputar Puasa Syawal, Bolehkah Menggabung dengan Qadha Ramadhan?

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Umat Muslim dianjurkan melanjutkan ibadah puasa selama Ramadhan dengan puasa enam hari di bulan Syawal. Nabi SAW bersabda, “Siapa yang puasa di bulan Ramadhan, lalu disertai selanjutnya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa seumur hidup.” (HR Muslim)

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa yang melaksanakan puasa selama satu bulan Ramadhan, kemudian disertai dengan puasa enam hari (Syawal) setelah Idul Fitri, maka akan diganjar pahala puasa satu tahun. Sedangkan siapa yang mengerjakan satu amal kebaikan, diganjar sepuluh kebaikan.” (HR Ibnu Majah dan An-Nasa’i)

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

Ada tiga pertanyaan yang sering diajukan seputar puasa Syawal, lengkap dengan jawabannya berikut. Pertanyaan ini berkaitan dengan hukum terhadap berbagai aspek yang terkait dengan puasa Syawal, dilansir di Masrawy.

ADVERTISEMENTS

Tanya Jawab Seputar Puasa Syawal

1. Apa hukum puasa syawal padahal ada puasa Ramadhan yang harus diganti?

Dalam penjelasannya, pengurus fatwa pada Akademi Riset Islam Mesir membedakannya dengan dua keadaan. Keadaan pertama yaitu ketika masih tersisa banyak hari-hari di bulan Syawal.

Berita Lainnya:
Puasa Qadha atau Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan?

Dalam kondisi demikian, seorang Muslim yang masih punya utang puasa harus terlebih dulu melunasi utang puasa Ramadhan tersebut, baru kemudian puasa sunnah enam hari di bulan Syawal. Hal ini karena kewajiban itu lebih diutamakan dari sunnah.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Keadaan kedua, ketika tersisa enam hari bulan Syawal. Dalam keadaan ini, seorang Muslim diutamakan lebih dulu melakukan puasa Syawal terlebih dulu karena sisa hari di bulan Syawal yang semakin sempit.

2. Apa hukum menggabungkan puasa Syawal dengan puasa qadha Ramadhan?

Sebagian Muslim mungkin masih ada yang punya utang puasa Ramadhan karena suatu alasan syar’i, sehingga perlu diganti atau diqadha. Namun bolehkah menggabungkan puasa Syawal dengan puasa qadha Ramadhan?

Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jum’ah menjelaskan seorang Muslim boleh berniat melaksanakan puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan. Namun, yang paling diutamakan adalah puasa Syawal dan puasa qadha Ramadhan secara terpisah.

3. Puasa Syawal enam hari berurutan atau terpisah, lebih utama mana?

Berita Lainnya:
Tips Menghindari Sikap Hasad

Pusat Fatwa Elektronik Internasional Al-Azhar menjelaskan, puasa Syawal boleh dilakukan di waktu kapan saja asalkan jumlahnya enam hari dan dilaksanakan di bulan Syawal. Puasa Syawal ini boleh dimulai setelah Hari Idul Fitri atau 2 Syawal. Juga dibolehkan puasa Syawal dengan enam hari berurutan.

Imam An Nawawi berpendapat, disunnahkan melaksanakan puasa sebanyak enam hari di bulan Syawal, dan melakukannya secara berturut-turut itu lebih baik. Penjelasan ini tercantum dalam kitab Minhaj al Thalibin wa ‘Umdah al-Muftin.

Sementara itu, Imam Abu Hanifah berpendapat puasa sebanyak enam hari di bulan Syawal lebih baik dilaksanakan secara terpisah-pisah, karena khawatir masyarakat awam akan mengira itu adalah bagian dari puasa yang dipaksakan. Pendapat tersebut ada dalam kitab Maraqi Al Falah bi Imdaad Al Fatah: Syarah Nur Al idah Wa Najat Al Arwah.

Berdasarkan pemaparan pendapat ulama tersebut, seorang Muslim boleh melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal, baik secara berurutan ataupun terpisah.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi