BANDA ACEH – Curah hujan tinggi sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di sembilan kota dan kabupaten di Provinsi Aceh. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan wilayah terdampak antara lain Kabupaten/Kota Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.
Akses komunikasi terputus di Langsa
Dikutip dari Tempo.co, Teuku Zulman, warga asal Aceh yang kini tinggal di Jakarta, mengatakan tak bisa menghubungi keluarganya yang berdomisili di Kecamatan Langsa Baro dan Langsa Barat, Kota Langsa. Komunikasi terputus pada Rabu (26/11/2025) pukul 14.30 WIB akibat pemadaman listrik.
Hingga Kamis, (27/11/2025), Zulman belum mengetahui kondisi keluarganya. “Akses komunikasi ke Kota Langsa, Provinsi Aceh putus total sejak kemarin siang. Kabar terakhir, banjir terjadi hampir di sebagian besar wilayah Kota Langsa,” kata laki-laki berumur 33 tahun itu.
Zulman menambahkan, banyak warga Langsa lain juga kesulitan menghubungi keluarga mereka. Ia berharap pemerintah segera memperbarui informasi terkini, karena hingga saat ini belum ada pembaruan dari instansi terkait. “Instansi pemerintah baik kota dan Provinsi Aceh belum memberikan info apa pun terkait perkembangan situasi di sana,” ujar Zulman.
Menurut Zulman, banjir kali ini merupakan yang terbesar sejak 30 tahun terakhir. Jaringan radio hingga akses kendaraan lewat jalur darat pun sulit menjangkau Langsa.
Listrik dan internet padam
Pusat Pengendalian Operasi BPBA (Pusdalops) mengonfirmasi akses listrik dan internet di Kota Langsa terputus akibat banjir.
“Di lokasi kejadian lumpuh total. Akses Listrik dan internet padam,” kata Fauzan, petugas piket Pusdalops.
Saat ini, diketahui lima tower transmisi milik PLN tumbang akibat diterjang banjir dan masih dalam proses pemulihan.
Fauzan belum memastikan kapan pemadaman listrik akan pulih maupun apakah terjadi di daerah lain yang terdampak.
Dampak banjir dan pengungsian
BPBA mencatat curah hujan tinggi sejak 18 November 2025 menyebabkan banjir dan tanah longsor. Hingga 26 November, sebanyak 14.235 kepala keluarga atau 46.893 jiwa terdampak, dan 455 kepala keluarga/1.497 jiwa mengungsi.
Di Kota Langsa, banjir disebabkan air kiriman dari lahan perkebunan kelapa sawit PTPN 1 Langsa. Sebanyak 110 rumah di Desa Paya Bujok Seulemak terendam dengan ketinggian 20–40 cm. Banjir juga disertai longsor di Kecamatan Langsa Barat, Langsa Kota, Langsa Lama, dan Langsa Timur.
Plt Kepala BPBA, Fadmi Ridwan, mengatakan sembilan kabupaten dan kota telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi.
“Kabupaten yang telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat,” kata Fadmi.
BPBA berkomitmen berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk memastikan langkah penanganan darurat berjalan optimal. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir, tanah bergerak, dan longsor, terutama di wilayah dengan curah hujan tinggi.
Kota Lhokseumawe juga lumpuh total
Di Kota Lhokseumawe, banjir menyebabkan lumpuh total aktivitas perkantoran dan sekolah. Dinas Informasi dan Komunikasi setempat mencatat 27 dari 68 desa terendam, termasuk 27 titik pengungsian.
“Kami fokus evakuasi korban banjir juga. Kami akui, belum semua titik pengungsian bisa kami tembus karena ketinggian air yang luar biasa,” kata Kepala Dinas, Taruna Putra Satya, dikutip Kompas.com.
Taruna mencontohkan titik pengungsian di Desa Blang Naleung Mameh, Kecamatan Muara Satu, yang belum berhasil dijangkau sejak kemarin.
“Ketinggian air di sana sekitar dua meter. Kami kerahkan seluruh boat yang dimiliki, tetapi belum berhasil menjangkau seluruh titik,” ujarnya.
Titik pengungsi lain yang belum mendapatkan bantuan bahan pangan antara lain Desa Kumbang Punteut, Kecamatan Blang Mangat, dan Gang Veteran Kampung Jawa Baru.
Banjir kini melanda Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Aceh Timur, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, Aceh Tamiang, dan Aceh Selatan. Pemerintah daerah dan BPBA terus memantau kondisi lapangan serta mengupayakan penanganan darurat dan distribusi bantuan. []




























































































