Kamis, 30/05/2024 - 21:16 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Moeldoko Sebut NII Sungguh Mengerikan, Fadli Zon: Beginilah Kalau Pejabat Tak Cerdas

BANDA ACEH – Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Faldi Zon menyindir Kepala Kantor Staf Presiden ( KSP)  Moeldoko yang mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman dari gerakan Negara Islam Indonesia ( NII).

ADVERTISEMENTS
ActionLink Hadir Lebih dekat dengan Anda

Menurut Faldi Zon, hal itu menunjukkan sosok pejabat yang tak cerdas dan tak paham akan sejarah.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses kepada Pemerintah Aceh

Hal itu disampaikan oleh  Fadli Zon melalui akun  Twitternya, Sabtu (23/4/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses atas Pelantikan Pejabat di Pemerintah Aceh

Komentar itu ditulis  Fadli Zon sambil pada artikel berita yang tentang imbauan dari  Moeldoko tersebut.

Tampaknya  Fadli Zon tidak sependapat dengan pernyataan yang disampaikan oleh  Moeldoko.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Sehingga ia pun menyebut kalau apa yang disampaikan  Moeldoko itu menunjukkan sosok pejabat yang tak cerdas.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Imbauan yang disampaikan  Moeldoko itu lantaran  gerakan ideologi  NII yang lahir di Tasikmalaya,  Jawa Barat, pada tahun 1947 di bawah kepemimpinan  Kartosuwiryo ternyata masih ada.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Ternyata,  NII ini tidak mati dalam melanjutkan garis perjuangannya, selalu tumbuh hidup untuk mempertahankan tujuan ideologisnya yaitu menuju pada Negara Islam Indonesia,” kata  Moeldoko dilansir dari KOMPAS TV, Sabtu.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
ADVERTISEMENTS

Berikutnya, lanjut  Moeldoko, dalam perkembangannya ternyata hampir semua gerakan-gerakan terorisme di belakangnya ada  NII.

ADVERTISEMENTS

Ia mencontohkan gerakan itu antara lain, bom Bali, bom di kedutaan besar Amerika, dan bom buku pada 2011.

Berita Lainnya:
Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi Dimakamkan Hari Kamis, 23 Mei 2024

“Ternyata di belakang semua itu juga ada latar belakang  NII,” ujarnya.

Moeldoko menuturkan  NII terpantau terus memperbarui pola strategi dan geraknya.

Jika dulu strateginya mereka menguasai wilayah kini yang dikembangkan adalah perebutan heart dan mind.

“Ini jauh lebih dahsyat, kenapa dahsyat? kalau pergerakan senjata dia mudah dikenali pelakunya mudah ditangkap dan diselesaikan, tapi begitu pergerakan itu melakukan pendekatan dengan heart, perebutan hati dan pikiran melalui baiat, melalui doktrin-doktrin itu cukup sulit untuk diatasi,” ucap  Moeldoko.

Menurut  Moeldoko dengan strategi yang dibangun  NII, tidak dapat dipungkiri pergerakan itu mempengaruhi banyak unsur.

“Melalui ASN, oleh aparat keamanan, melalui mahasiswa, melalui berbagai institusi dan juga termasuk pengusaha,” ujarnya.

“Dan lebih dahsyat lagi dia bergerak dengan cara menyembunyikan diri dan kamuflase agar tidak dikenali dari awal sehingga dia memiliki keleluasaan untuk mempengaruhi orang hati-hati ada di tengah-tengah kita,” tambahnya.

Lebih lanjut  Moeldoko menyampaikan strategi-strategi terus diperbarui oleh  NII dengan target mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi yang diyakini.

“Bercorak keislaman dan menuju kepada pemerintahan khilafah, sedangkan kalau kita melihat JI, Al-qaeda dan JAD target representasi dari anti Barat, itu lebih ke arah sana, sehingga pola pergerakannya berbeda,” ujarnya.

Berita Lainnya:
Prabowo Janji Indonesia Sejahtera dalam 3-4 Tahun, Anak-anak Bebas dari Kelaparan

Oleh karenanya, Moeldoko menekankan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk membangun kewaspadaan terkait pergerakan NII.

Terlebih sudah ada 77 anak yang menjadi korban perekrutan dari pergerakan  NII dan pengumpulan dana dari kotak-kotak amal.

“Kita harus terbuka matanya bahwa semua itu perlu mendapatkan kewaspadaan dan jangan salah bahwa  NII ternyata menjadi kontributor dukungan sumber daya bagi pergerakan semua jaringan teroris internasional di Indonesia,” ujarnya.

“Ini saya ingatkan hati-hati dan kuncinya adalah membangun awareness, membangun kewaspadaan, di manapun kita berada jangan lagi kita tidak tahu bahwa sebelah kita ternyata teroris sungguh mengerikan,” tegas  Moeldoko.

Menanggapi hal itu,  Fadli Zon pun memberikan sindiran kepada  Moeldoko.

Hal itu disampaikan oleh  Fadli Zon melalui akun  Twitter miliknya.

“Beginilah kalau pejabat tak cerdas n tak memahami sejarah. 

Seenaknya lakukan framing n stereotyping,” tulis  Fadli Zon.

 

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi