5 Minyak Esensial yang Berbahaya Apabila Tertelan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Minyak esensial bisa bersifat racun apabila tertelan.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Relaksasi bsia dirasakan dengan beberapa jenis minyak esensial. Setiap aroma dapat mengaktifkan berbagai bagian otak yang terkait dengan emosi. 

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Sifatnya yang menenangkan, membuat minyak esensial kian populer dalam beberapa tahun terakhir. Sayangnya, karena penggunaannya telah meningkat, muncul pula insiden keracunan yang tidak disengaja. 

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


“Pada 2020, lebih dari 24 ribu paparan minyak esensial dilaporkan ke pusat racun di seluruh Amerika Serikat,” kata Ahli Toksikologi Medis dan Direktur Co-Medis National Capital Poison Center (NCPC), Kelly Johnson-Arbor, dilansir dari people, Jumat (29/4/2022).

ADVERTISEMENTS


Kasus yang paling sering dilaporkan adalah akibat dari konsumsi dan paparannya ke kulit. Sebagian besar memengaruhi anak-anak, hewan peliharaan, dan konsumen yang tidak membaca petunjuknya. 

ADVERTISEMENTS


Namun, bernarkah minyak essensial berbahaya? Berikut ini adalah lima minyak esensial yang beracun jika tertelan.

ADVERTISEMENTS


1. Tea Tree Oil

ADVETISEMENTS


Tea tree oil yang juga disebut minyak melaleuca, lebih sering digunakan sebagai obat rumahan untuk masalah kulit dan pernapasan, termasuk memar, luka bakar, eksim, pilek, batuk, dan iritasi tenggorokan. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa minyak esensial ini berhasil mengobati penyakit tersebut berkat sifat antimikroba dan antijamurnya. Namun, itu bukan tanpa risiko. 


“Di NCPC, tea tree oil adalah minyak esensial yang paling sering dilaporkan terlibat dalam paparan racun dari 2020 hingga 2022,” kata Johnson-Arbor.


Tea tree oil dapat menyebabkan kantuk, halusinasi, muntah, dan kesulitan berjalan setelah konsumsi oral. Untuk alasan itu, hindari meminumnya dan jangan pernah mencoba menggunakannya secara internal.


 


2. Lavender Oil


Tidak ada aroma yang lebih menenangkan seperti lavender, itulah sebabnya minyak esensial ini biasa digunakan dalam aromaterapi. Bukan hanya aroma yang menyegarkan, lavender berpotensi dapat mengurangi kecemasan dan meredakan insomnia. Meskipun manfaat lavender luar biasa, Johnson-Arbor mencatat bahwa itu adalah paparan minyak esensial paling beracun kedua yang dilaporkan ke NCPC. 


“Lavender adalah obat penenang yang manjur. Lavender oil dapat menyebabkan sedasi ketika empat tetes tertelan,” ujar Johnson-Arbor.


 


3. Peppermint Oil


Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), esensi minty ini digunakan untuk meredakan IBS, infeksi sinus, pilek, dan kondisi lainnya. Dalam kebanyakan kasus, peppermint oil dapat digunakan dengan aman baik secara oral maupun topikal.


“Konsumsi dosis yang tinggi dikaitkan dengan koma dan depresi pernapasan. Menghirup peppermint oil dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan kejang dan kebingungan,” kata Johnson-Arbor.


 


4. Eucalyptus Oil


Kebanyakan orang mengingat aroma eucalyptus oil sebagai obat flu dan pilek. Aromanya juga sering ditemui dalam produk populer seperti telon dan bahkan tisu. Jadi, tidak mengherankan jika minyak esensial ini memiliki banyak kegunaan, termasuk meredakan batuk atau melegakan dada, serta meredakan nyeri sendi dan bahkan mengusir nyamuk.


Namun, saat menggunakan minyaknya, jangan sampai menelannya. “Eucalyptus oil (minyak kayu putih) sangat beracun dan dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat dan kejang setelah paparan oral,” kata Johnson-Arbor.


 


5. Clove Oil


Studi telah menemukan minyak esensial ini adalah antimikroba dan antijamur yang kuat, dan bahkan dapat mencegah erosi gigi dan memberikan pereda nyeri sebagai anestesi topikal. Namun, minyak esensial ini juga bisa berbahaya jika tertelan.


Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Informasi Bioteknologi Nasional AS pada 2019, overdosis telah ditandai dengan timbulnya agitasi, penurunan kesadaran, dan koma yang timbul dalam beberapa jam setelah konsumsi 10 hingga 30 mililiter clove oil.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version