Tepis Gagal Bayar, Rusia Berhasil Menutup Utang Luar Negeri dalam Dolar

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Rusia akhirnya berhasil membayar utang luar negerinya. Kementerian keuangan Rusia mengatakan pada Jumat (29/4) bahwa pihaknya telah menyelesaikan pembayaran pada dua obligasi berdenominasi dolar di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa negara yang terkena sanksi mungkin terpaksa gagal bayar.

ADVERTISEMENTS

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian mengatakan, pihaknya telah melakukan pembayaran senilai 650 juta dolar AS untuk obligasi yang jatuh tempo pada 2022 dan 2042 dalam mata uang dolar AS.

ADVERTISEMENTS

Pada awal April, Moskow telah berusaha untuk melakukan pembayaran obligasi ini dalam rubel setelah Amerika Serikat melarang Rusia melakukan pembayaran utang menggunakan dolar yang dipegang oleh bank-bank Amerika sebagai sanksi atas invasi Rusia.

Moody’s Investors Service mengatakan bahwa jika pembayaran obligasi ini tidak diselesaikan dalam dolar pada akhir masa tenggang 30 hari yang seharusnya jatuh pada 4 Mei, maka itu dapat dianggap sebagai “gagal bayar”.

Rusia melewatkan pembayaran utang domestik berdenominasi rubel pada 1998 di tengah krisis keuangan yang luas, tetapi terakhir gagal membayar utang mata uang asing pada tahun 1918, ketika pemimpin revolusi Bolshevik Vladimir Lenin menolak untuk mengakui kewajiban rezim tsar yang digulingkan.

ADVERTISEMENTS

Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow mengumpulkan sekitar 600 miliar dolar AS cadangan mata uang asing, termasuk emas, sebagian besar dari penjualan minyak dan gas alam.

ADVERTISEMENTS

Moscow  Times melaporkan, Pemerintah berutang sekitar 40 miliar dolar AS dalam bentuk utang dalam dolar atau euro, meskipun hanya setengahnya yang dipegang oleh kreditur asing.

Kremlin pada awal April telah membantah anggapan bahwa Rusia dapat gagal membayar utang luar negeri.

ADVERTISEMENTS

“Rusia memiliki semua sumber daya yang diperlukan untuk membayar utangnya,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan. “Tidak ada alasan untuk default yang sebenarnya.”

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version