Minggu, 19/05/2024 - 11:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

Petani Keluhkan Pupuk Subsidi Langka, Pupuk Nonsubsidi Mahal

Petani tidak sanggup dengan pupuk nonsubsidi yang harganya mahal.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

BANDAR LAMPUNG — Memasuki musim tanam, para petani di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung mulai mengelukan hilangnya pupuk subsidi. Sedangkan sebagai gantinya petani tidak sanggup dengan pupuk nonsubsidi yang harganya mahal.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Keterangan yang diperoleh Republika, Jumat (20/5/2022), beberapa petani di Desa Reno Basuki, Kecamatan Wani Nabung, Kabupaten Lampung Tengah menyatakan, keberadaan pupuk subsidi seperti pupuk urea dan phonska selalu terjadi setiap tahunnya. Diduga penyaluran pupuk subsidi kepada kelompok tani tidak terbuka, sehingga penyaluran tidak merata.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Meskipun penyaluran pupuk subsidi tersedia melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), namun stoknya terbatas dan tidak mencukupi kebutuhan para petani. Banyaknya persyaratan bagi petani yang ingin mendapatkan pupuk subsidi tersebut, membuat petani mulai kehilangan kesempatan untuk mendapat jatah pupuk subsidi. Sedangkan untuk beli pupuk nonsubsidi harganya mahal.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Irawan (30 tahun), petani singkong (ubikayu) di Desa Reno Basuki terpaksa membeli pupuk nonsubsidi, meskipun mahal. Menurut dia, menggunakan pupuk nonsubsidi, biaya sarana prasarana produksi yang dikeluarkan para petani meningkat, dampaknya pendapatan petani berkurang.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Dia mengatakan, saat ini harga pupuk subsidi jenis phonska Rp 140 ribu per sak (50 kilogram), sedangkan harga pupuk urea Rp 130 ribu per sak. Sedangkan harga pupuk non subsidi phonska Rp 160 ribu per sak dan pupuk urea Rp 150 ribu per sak.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Indonesia Percepat Jadikan Jepang Pasar Ekspor Mangga Senilai Rp 140 Miliar

“Di pasaran semua jenis pupuk non subsidi mengalami kenaikan harga, ditambah jenis pupuk phonska langka di pasaran, dan harga obat-obat pertanian melambung tinggi,” kata Irawan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dia menjelaskan, meskipun pupuk subsidi tersedia di Gapoktan, namun, pupuk subsidi yang di peroleh dari Gapoktan hanya dua sak yakni 100 kg, jumlah tersebut tidak mencukupi kebutuhan petani, untuk sehektare kebun singkong petani membutuhkan 400 kg pupu.

ADVERTISEMENTS

Selain pupuk, petani singkong juga membutukan obat-obatan pertanian yang harganya juga mahal, seperti obat semprot untuk membasmi hama dan rumput. Harga obat semprot di pasaran berkisar Rp 80 ribu hingga 90 ribu per liter.

ADVERTISEMENTS

Natio (60), petani singkong lainnya di desa tersebut mengatakan, stok kebutuhan pupuk subsidi tidak seperti yang sering diungkapkan para pejabat pemerintahan yang selalu menyatakan ketersediaan pupuk subsidi untuk para petani tercukupi. Namun faktanya, kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk menjadi kendala yang dihadapi para petani dari tahun ketahun.

Berita Lainnya:
Jokowi Tetapkan Alokasi Subsidi Pupuk Naik Jadi 9,55 Juta Ton Tahun Ini

“Permasalahan yang dihadapi petani singkong di Desa kami dan daerah lainya di Lampung yakni kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk non subsidi telah menjadi kendala setiap tahunnya,” ujar Natio.

Menurut dia, saat ini para petani singkong sedikit lega karena harga singkong dinilai bagus, saat ini harga singkong Rp 1.950 per kg, harga tersebut merupakan harga kotor, setelah dipotong biaya bongkar muat dan potongan dari pabrik pengempul Singkong tapioka berkisar 25 persen hingga 30 persen, petani singkong menerima harga bersih Rp 1.500 per kg.

Dia berharap permasalahan kelangkaan pupuk subsidi di daerah menjadi perhatian khusus pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, selain itu, Natio juga berharap harga singkong tetap stabil di harga standar yakni 1.500 per kilogram karena jika harga singkong dibawah standar maka para petani tidak mendapatkan keuntungan.

“Kalau harga singkong dibawah harga standar, maka kami para petani singkong tidak mendapatkan keuntungan dari hasil panen karena biaya operasional tidak sebanding harga jual singkong,” ujar Natio.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi