Covid-19 Tembus 1.000 Kasus, Ini 5 Hal yang Harus Diperhatikan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Kasus Covid-19 di Indonesia naik 10 kali lipat dalam setengah bulan.

ADVETISEMENTS

JAKARTA — Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, saat ini kasus konfirmasi Covid-19 naik sepuluh kali lipat dalam setengah bulan. Diketahui, pada (3/6) Indonesia mengonfirmasi 107 kasus Covid-19 dan pada Rabu (15/6) kasus Covid-19 telah menembus angka 1.242.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Ada 5 hal yang perlu jadi perhatian. Pertama, dicari dengan lebih pasti penyebab kenaikan kasus,” tegas Tjandra kepada Republika, Kamis (16/6/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Pertama, adalah dengan memperbanyak Whole Genome Sequencing (WGS). WGS adalah prosedur laboratorium UNTUK menentukan urutan basa dalam genom suatu organisme dalam satu proses.

ADVERTISEMENTS


Kedua, adalah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) mendalam pada semua atau sebagian besar kasus baru tiap harinya. Masyarakat, juga harus tetap menjaga protokol kesehatan sesuai aturan yg kini masih berlaku.

ADVERTISEMENTS


“Vaksinasi juga terus ditingkatkan, sekarang vaksinasi 2 kali baru 60an persen dari jumlah penduduk dan booster bahkan baru 20an persen,” tutur Tjandra.


Keempat, perhatian khusus untuk kelompok risiko tinggi (risti) seperti lansia, komorbid dan lainnya agar lebih ketat memakai masker dan menghindari kerumunan dan bila mungkin agar segera mendapatkan booster kedua. Kelima, sambung Tjandra, kenaikan kasus ini kembali menegaskan bahwa situasi saat ini masih dalam pandemi.


“Dan situasi dapat saja berkembang unpredictable”, walau tentu kita berharap yang terbaik,” ujar Tjandra.


Kasubbid Dukungan Kesehatan Satgas COVID-19 Nasional, Alexander Ginting meyakini, selain disebabkan oleh munculnya varian baru, lonjakan kasus Covid-19 juga disebabkan karena faktor lainnya. Salah satunya adalah longgarnya penerapan protokol kesehatan di masyarakat.


“Jadi memang benar bahwa setiap ada perubahaan varian, itu menyebabkan terjadi kenaikan kasus. Tapi kenaikan kasus ini juga dibarengi oleh faktor-faktor lain. Salah satunya faktor adalah terjadinya pelonggaran protokol kesehatan di masyarakat, individu, keluarga ataupun komunitas,” katanya dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 bertema “Awas, Omicron Kembali Mengintai Indonesia”, Kamis (16/6/2022).


Faktor kedua, sambung Alex, seiring dengan semangat perbaikan dan pemulihan ekonomi nasional yang menyebabkan terjadinya peningkatan mobilitas. Mobilitas ini, Alex mengakui, tertuang dalam surat edaran Satgas Covid-19 tentang Protokol Kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri No.18 dan Surat Edaran No.19 tentang Protokol Kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri.


“Jadi ini juga memengaruhi terjadinya mobilitas yang tinggi. Artinya banyak orang Indonesia ke luar dan banyak orang luar masuk Indonesia,” ungkapnya.


Faktor lainnya, jelas Alex, adalah pelonggaran peraturan yang tidak mewajibkan pelaku perjalanan melakukan test PCR dan lain-lain. Hal ini seiring dengan vaksinasi yang memadai. Sehingga pelonggaran persyaratan dialihkan ke persyaratan vaksinasi.


Alex menyampaikan, pandemi covid-19 belum berakhir dan corona virus ini akan terus bermutasi dan menular. Untuk itu, pemerintah akan melanjutkan penerapan strategi pengendalian covid-19 berlapis yang selama ini diterapkan.


“Sekarang kita masuk dalam penerapan prokes di tingkat desa dan kelurahan yang disebut skala micro. Ini yang tidak boleh kemah. Sebab ini bagian dari sistem ketahanan negara,” bebernya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version