Peru Ingin AS Bantu Hentikan Pesawat Penyelundup Kokain

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Peru merupakan salah satu produsen kokain terbesar di dunia.

ADVERTISEMENTS

LIMA — Peru ingin mengamankan kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) secepat mungkin untuk membantu mengatasi penyelundupan kokain dengan pesawat. Terlebih lagi saat ini pertanian koka yang merupakan bahan kokain sedang tumbuh.

ADVERTISEMENTS

Peru merupakan salah satu produsen kokain terbesar di dunia. Sejak bulan Maret negara itu ingin membuat kesepakatan dengan AS untuk dukungan “tak-mematikan” dalam menghalau pesawat yang membawa narkoba.

ADVERTISEMENTS

Dukungan itu pernah dilakukan tapi AS mencabut program tersebut dua dekade yang lalu setelah Angkatan Udara Peru tidak sengaja menembak jatuh pesawat yang diduga milik bandar narkoba. Insiden itu menewaskan dua warga AS.

ADVERTISEMENTS

Kepala badan anti-narkoba Peru, Devida, Ricardo Soberno mengatakan upaya menumbangkan pertanian koka telah dirusak oleh meningkatnya permintaan global terhadap narkoba. Ia menambahkan sudah waktunya untuk meninjau “prinsip-prinsip tanggung jawab bersama.”

ADVERTISEMENTS

“Kini prosesnya hanya negosiasi bilateral, Kementerian Luar Negeri Peru sudah menanganinya, jadi kami berharap dapat selesai sesegera mungkin,” kata Soberno dalam konferensi pers, Rabu (14/7/2022).

ADVERTISEMENTS

Produksi koka di Peru biasanya tumbuh di sepanjang wilayah Ucayali dekat perbatasan Brasil. Soberno mengatakan pertumbuhan tanaman daun koka naik enam kali lipat dalam dua tahun, bertambah 10.229 hektar pada tahun 2021.

ADVERTISEMENTS

Ia menambahkan pertumbuhan lahan pertanian daun koka diperkirakan meningkat pada tahun 2021 tapi angka resminya belum dipublikasikan. Pada tahun 2020 Peru memperkirakan terdapat 61.700 hektar pertanian daun koka.

ADVERTISEMENTS

Soberon berharap dapat terbang ke Washington pada bulan Agustus atau awal September untuk bertemu Departemen Luar Negeri AS membahas masalah ini. Kedutaan Besar AS di Lima tidak merespon permintaan komentar.

ADVERTISEMENTS


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version