Lebih Menular daripada Campak, Infeksi BA.5 Bikin Gejala Covid-19 Bertahan Lama

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Penderita Covid-19 akibat infeksi BA.5 butuh waktu lebih lama untuk kembali negatif.

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Subvarian omicron BA.5 berhasil menggeser posisi virus campak sebagai virus yang paling mudah menular. Tak hanya itu, BA.5 juga dapat memunculkan gejala Covid-19 yang bertahan cukup lama.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

“BA.5 telah menggeser campak dan menjadi virus paling menular yang pernah kita lihat,” jelas Dr Anthony Renshaw dari International SOS, seperti dilansir Express, Ahad (24/7/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Mengacu pada sebuah studi terbaru dari Australia, BA.5 tampak memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menempel dan menginfeksi sel. Hal ini memungkinkan BA.5 untuk menghasilkan lebih banyak salinan virus.

ADVERTISEMENTS

“Dalam hal ini, (BA.5) berperilaku lebih mirip seperti varian delta,” jelas Dr Renshaw.

ADVERTISEMENTS

Perilaku virus ini dinilai menjadi penyebab mengapa orang-orang yang terinfeksi BA.5 membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa mendapatkan hasil negatif pada tes rapid antigen. Di samping itu, BA.5 juga tampak lebih mahir dalam menghindari sistem imun tubuh.

ADVERTISEMENTS

Artinya, lanjut Dr Renshaw, orang-orang bisa mengalami reinfeksi lebih cepat dari sebelumnya. Kemampuan BA.5 dalam menghindari sistem imun juga bisa memperpendek masa perlindungan yang terbentuk dari vaksin.

ADVETISEMENTS

“Proteksi dari vaksin terhadap infeksi tidak bertahan selama sebelumnya, seiring dengan lebih cepatnya penurunan antibodi dibandingkan sebelumnya,” ujar Dr Renshaw.

Meski begitu, bukan berarti vaksin Covid-19 tak memberikan manfaat. Vaksin masih tetap efektif dalam mencegah terjadinya sakit berat, perawatan di rumah sakit, dan kematian akibat infeksi BA.5.

Akan tetapi, saat ini lansia tampak lebih rentan terhadap infeksi BA.5. Meningkatnya infeksi BA.5 pada lansia turut mendorong terjadinya peningkatan kasus Covid-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit.

Berkaitan dengan ini pula, banyak negara yang mulai menjalankan program pemberian vaksin booster kedua untuk populasi umum. Booster kedua ini lebih ditekankan untuk kelompok-kelompok yang berisiko.

Booster kedua diyakini tak hanya akan mencegah infeksi, tapi terus mencegah terjadinya penyakit (Covid-19) berat,” jelas Dr Renshaw.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version