Ketika Nabi Muhammad SAW Bersiap Pindah ke Madinah

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Salah satu cara Nabi SAW menyampaikan Islam adalah bertemu dengan peziarah Makkah.

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Salah satu solusi jangka pendek Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan Islam ke Arab adalah bertemu dengan para peziarah yang datang ke Makkah dari berbagai bagian Jazirah Arab. Jadi, pada tahun ke-10 wahyu, Nabi Muhammad bertemu peziarah dari beberapa suku.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Dia mengatur agar pertemuan-pertemuan ini diadakan pada malam hari, jauh dari pengawasan orang-orang Quraisy. Suatu malam di Mina, di luar Makkah, dia bertemu enam pria dari Yatsrib.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Orang-orang ini berasal dari Khazraj, salah satu dari dua suku besar Yathrib (sebuah kota yang kemudian dikenal sebagai Madinah). Beberapa suku Yahudi telah menetap di sana, dan buku-buku agama mereka menyebutkan bahwa ini adalah zaman nabi terakhir Tuhan. Orang-orang Yahudi memberi tahu orang-orang Madinah bahwa mereka akan mengikuti nabi terakhir Tuhan begitu dia muncul.

ADVERTISEMENTS


Maka, dengan latar belakang informasi tersebut, keenam pria tersebut penasaran ingin mengetahui lebih jauh. Mereka duduk dengan Nabi Muhammad dan dia menjelaskan kepada mereka ajaran utama Islam. Apa yang dia katakan kepada mereka tentang tauhid terdengar akrab, karena mereka telah mendengarnya dari orang-orang Yahudi di Madinah. Mereka berkonsultasi satu sama lain.

ADVERTISEMENTS


Keenam pria itu akibatnya menemukan diri mereka dalam keadaan percaya. Mereka masuk Islam dan kembali ke Madinah, di mana mereka mulai menyampaikan pesan. Tahun berikutnya, dua kali lipat jumlah itu kembali untuk menemui Nabi SAW.

ADVERTISEMENTS


Dua belas orang dari Yathrib ini telah masuk Islam. Sepuluh dari suku Khazraj dan dua dari suku saingan Aws. Ini adalah konversi terbesar sejauh ini di luar Makkah.

ADVETISEMENTS


Kedua suku itu sebenarnya telah berperang selama lima tahun. Banyak pemimpin mereka tewas dalam perang itu. Generasi muda pemimpin dari kedua suku muncul setelah perang. Untuk pertama kalinya, perwakilan mereka bersatu di bawah panji Islam untuk bertemu Nabi SAW di Makkah.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version