Potong Kuku pada Rabu atau Hari Selain Kamis dan Jumat Datangkan Petaka?

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Tidak ada dalil kuat tentang kesunnahan memotong kuku pada hari tertentu

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

— Ada potongan video ceramah yang tersebar cukup luas beberapa hari ini. Isinya, sebenarnya, bukan sesuatu yang terlalu prinsipil. Bukan masalah akidah, bukan juga masalah ibadah mahdhah. 

ADVERTISEMENTS


Tapi penjelasan yang disampaikan sangat ustadz memiliki dampak yang tidak bisa dipandang enteng. Apalagi video itu sudah di-share cukup luas oleh banyak orang. 

ADVERTISEMENTS


Masalah yang dia sampaikan adalah tentang memotong kuku. Kita tahu, memotong kuku termasuk sesuatu yang sunnah (khishal fitrah).

ADVERTISEMENTS


Sampai disini tentu tidak ada masalah. Dia lalu melanjutkan bahwa hari yang disunnahkan untuk memotong kuku adalah hari Senin, Kamis, dan Jumat. Sampai di sini pun juga masih oke. Yang jadi masalah adalah kelanjutannya:  

ADVETISEMENTS


“Selebihnya jangan. Orang yang potong kuku pada Selasa akan dimiskinkan Allah SWT. Orang yang potong kuku pada Rabu punya penyakit gak bakal sembuh. Orang yang potong kuku pada Sabtu jodohnya dijauhkan Allah SWT. Orang yang potong kuku pada Ahad tidak akan pernah mendapatkan rahmat dari Allah SWT.”


Wow… Orang memotong kuku di hari Selasa akan dimiskinkan Allah SWT? Orang memotong kuku pada Rabu dapat penyakit gak bakal sembuh? Orang memotong kuku pada Sabtu jodoh dijauhkan Allah SWT? Yang paling fatal, orang memotong kuku di hari Minggu tidak akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT? Satu pertanyaan perlu dilontarkan pada beliau: 


من أين لك هذا ؟ “Darimana Anda dapatkan hal ini?”


Sayangnya, dalam video pendek itu ia tidak menukil sumber apapun, baik hadits maupun pendapat para ulama. Dugaan saya, dia tidak akan bisa menukil dari sumber apapun yang terpercaya untuk statement yang ‘berani’ ini. 


Baca juga: Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya


Kalau dia tidak punya sumber sama sekali maka ini musibah. Hal ini karena bagaimana mungkin seorang Muslim berani mengatakan bahwa orang yang memotong kuku pada Ahad tidak akan mendapat rahmat Allah SWT kalau dia tidak punya dasar untuk mengatakan itu? 


أهم يقسمون رحمت ربك (الزخرف : 32) “Apakah mereka yang membagi rahmat Tuhanmu?”


Kalau dia punya nukilan maka silahkan tampilkan. (إن كنت مدعيا فالصحة وإن كنت ناقلا فالدليل). Kalau tidak, ini juga musibah.   

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version