Inggris: Rusia Terus Bombardir Kharkiv

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

17 orang tewas dan 42 lainnya terluka dalam dua serangan Rusia ke Kharkiv.

ADVERTISEMENTS

LONDON — Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia terus membombardir bagian utara Kota Kharkiv, Ukraina. Sebagai upaya menekan pasukan Ukraina dan mencegah mereka digunakan untuk serangan balik di wilayah lain.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


Dalam buletinnya, Jumat (19/8/2022) intelijen militer Inggris mengatakan Kharkiv yang terletak 15 kilometer dari garis pertahanan Rusia, terus dibombardir sejak Rusia menginvasi negara tetangganya. Daerah itu masuk dalam jangkauan artileri Rusia.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Gubernur Kharkiv mengatakan 17 orang tewas dan 42 lainnya terluka dalam dua serangan Rusia ke Kharkiv yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina, pada Rabu (17/8/2022) dan Kamis (18/8/2022) kemarin. Rusia membantah sengaja mengincar warga sipil dalam apa yang mereka sebut “operasi militer khusus” di Ukraina.

ADVERTISEMENTS


Sebelumnya dilaporkan pasukan Ukraina mengatakan mereka memukul mundur serangan Rusia di Kota Kherson. Sementara total korban tewas akibat tembakan Rusia di Kota Kharkiv terus merangkak naik setelah perang berlangsung selama enam bulan tanpa henti.

ADVERTISEMENTS


Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Turki Tayyip Erdogan pada Kamis di Kota Lviv. Mereka akan membahas cara untuk menemukan solusi politik atas perang yang sedang berlangsung.

ADVERTISEMENTS


Para pemimpin juga akan membicarakan ancaman perang terhadap pasokan makanan global dan resiko bencana pada pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Ukraina yang kini diduduki pasukan Rusia. Perang di Ukraina  menewaskan ribuan orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.

ADVETISEMENTS


Selain itu juga memperdalam keretakan geopolitik antara Barat dan Rusia. Moskow mengatakan tujuan invasi yang mereka sebut sebagai “operasi militer khusus” itu untuk mendemiliterisasi Ukraina dan melindungi pengguna bahasa Rusia di negara itu.


“Pasukan Rusia hanya mencapai kemajuan yang minimal, dan di sejumlah kasus kami telah maju, sejak bulan lalu,” kata penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych dalam sebuah video.


“Kami sedang melihat ‘kebuntuan strategi’,” tambahnya.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version