Stoltenberg: NATO Perlu Berinvestasi Lebih Banyak di Sektor Pertahanan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Sekutu NATO perlu berinvestasi lebih banyak dalam pengeluaran pertahanan

ADVERTISEMENTS

LONDON — Sekutu NATO perlu berinvestasi lebih banyak dalam pengeluaran pertahanan mereka karena “kita hidup di dunia yang lebih berbahaya,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Rabu (24/8/2022).

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Berbicara kepada saluran berita Inggris Sky News dalam sebuah wawancara eksklusif, Stoltenberg mengatakan, sebagai mantan politisi, dia tahu selalu “lebih menggoda” untuk berinvestasi dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Namun, imbuh dia, “ketika kita hidup di dunia yang lebih berbahaya, ketika kita melihat tindakan agresif Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin terhadap negara yang berdaulat dan damai di Eropa, Ukraina, dan semua retorika yang mengancam terhadap sekutu NATO, maka kita perlu berinvestasi lebih banyak.”

ADVERTISEMENTS

Stoltenberg mengatakan bahwa Inggris dan AS menghabiskan lebih dari 2 persen dari PDB mereka – angka pedoman NATO – untuk pertahanan.

ADVERTISEMENTS

“kita perlu berbuat lebih banyak bersama-sama,” tambah dia.

ADVERTISEMENTS

Semakin banyak sekutu yang benar-benar menghabiskan 2 persen atau lebih untuk pertahanan, dan mereka yang tidak memiliki rencana yang jelas untuk mencapai tujuan itu, kata sekjen NATO.

ADVETISEMENTS

Menanggapi pertanyaan tentang dugaan kerusakan yang disengaja pada reaktor nuklir di Ukraina oleh pasukan Rusia, Stoltenberg mengatakan itu adalah situasi yang sangat berbahaya bagi Ukraina dan seluruh Eropa.

Dia mengatakan langkah Rusia yang menempatkan pasukannya di area survei di sekitar fasilitas Zaporizhzhya, yang merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, untuk “landasan peluncuran artileri untuk serangan terhadap pasukan Ukraina, “berbahaya dan sembrono”.

“Jadi oleh karena itu, kami membutuhkan Badan Energi Atom Internasional untuk memiliki akses untuk dapat memeriksa lokasi, kami mendesak Rusia untuk memindahkan pasukan mereka dari pembangkit listrik tenaga nuklir, dan kami membutuhkan operator Ukraina untuk dapat melakukan pekerjaan mereka dalam lingkungan yang damai dan terkendali,” tambah Stoltenberg.

Dia mengatakan bahwa Rusia telah melancarkan perangnya melawan Ukraina pada tahun 2014 dengan melakukan pencaplokan Krimea secara ilegal dan pengerahan pasukan di wilayah timur Donbas, di mana Moskow juga mendukung pasukan separatis di sana.

“Jadi, agresi Rusia terhadap Ukraina tidak dimulai pada Februari tahun ini. Itu dimulai delapan tahun lalu,” ujar dia.

“Lalu, tentu saja, apa yang mereka lihat tahun ini adalah invasi penuh. Dan itu adalah invasi yang telah mereka rencanakan selama berbulan-bulan,” tambah dia.

Stoltenberg juga menegaskan bahwa Presiden Rusia Putin memiliki ambisi untuk “membangun kembali semacam lingkup pengaruh” untuk mengontrol negara-negara tetangga, khususnya Ukraina.

Kepala NATO mengatakan anggota aliansi telah mendukung Ukraina dengan peralatan dan pelatihan militer sejak 2014, dengan memperkuat angkatan bersenjata negara itu.

“Kita harus mendukung Ukraina” dalam haknya untuk membela diri, sebut dia, seraya menambahkan bahwa ini adalah hak yang “diabadikan dalam Piagam PBB.”

“Perang ini kemungkinan besar akan berakhir di meja perundingan. Presiden (Volodymyr) Zelenskyy menyatakan itu dengan jelas. Tapi, kita tahu bahwa apa yang bisa dicapai Ukraina di meja perundingan diperkirakan bergantung pada kekuatan di medan perang.”

“Dan oleh karena itu, cara terbaik kami dapat memastikan bahwa negosiasi mengarah pada hasil yang dapat diterima untuk Ukraina adalah dengan memberikan dukungan militer, ekonomi, keuangan, kemanusiaan kepada Ukraina sekarang,” kata Stoltenberg.

Zelenskyy dan rakyat Ukraina harus membuat keputusan akhir tentang negosiasi dan kesepakatan, pungkas dia.

 


sumber :

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version