PBB: Somalia di Ambang Bencana Kelaparan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Menurut PBB, terdapat 7,8 juta orang yang menghadapi krisis kelaparan di Somalia.

ADVERTISEMENTS

 MOGADISHU — Kepala Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths mengatakan Somalia berada di ambang bencana kelaparan. Hal itu disebabkan kekeringan parah yang melanda negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS


“Kelaparan sudah di ambang pintu dan kami menerima peringatan terakhir,” kata Griffiths dalam konferensi pers di Mogadishu, Senin (5/9/2022). Dia mengungkapkan, kelaparan parah kemungkinan terjadi di dua wilayah, yakni di Somalia tengah dan selatan.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS


Griffiths, yang memulai kunjungannya ke Somalia pada Kamis (1/9/2022) lalu, mengaku sangat terkejut dan terenyuh melihat kondisi di Somalia. “Waktu terus berjalan, ia akan segera habis,” ucapnya, memperingatkan tentang perlunya untuk segera menyalurkan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.

ADVERTISEMENTS


Menurut PBB, terdapat 7,8 juta orang yang menghadapi krisis kelaparan di Somalia atau sekitar setengah dari populasi negara tersebut. Sekitar 1 juta warga di sana telah melakukan perjalanan dan meninggalkan rumah mereka untuk mencari makanan serta air.

ADVERTISEMENTS


Pada April lalu, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan, negara-negara di wilayah Afrika Timur tengah menghadapi bencana kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir. Situasi itu menimbulkan risiko munculnya krisis pangan atau kelaparan.

ADVERTISEMENTS


Direktur Regional WFP untuk Afrika Timur Michael Dunford mengungkapkan, musim hujan yang harusnya turun pada Maret hingga Mei gagal terwujud. kekeringan telah menghabiskan mekanisme penanggulangan orang-orang yang sekarang harus bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Keluarga di wilayah ini terbiasa dengan kekeringan, tetapi ini adalah kondisi terkering yang mereka hadapi dalam empat dekade,” katanya, 7 April lalu.

ADVETISEMENTS


Dia mengungkapkan, kekeringan sangat menghancurkan komunitas pastoral yang bergantung pada hewan untuk mata pencaharian mereka. Dunford mengatakan, sekitar 3 juta ternak diperkirakan telah mati akibat kekurangan makan dan air. “Dalam perjalanan terakhir saya ke daerah yang terkena dampak kekeringan di Kenya dan Ethiopia awal tahun ini, ternak mati berserakan di jalan dan tanaman hancur total. Adegan serupa dapat ditemukan di Somalia,” ucapnya.


Menurut Dunford, ketergantungan negara-negara Afrika Timur pada impor dari negara-negara Laut Hitam seperti Ukraina akan memperburuk situasi di wilayah tersebut. Sebab sejak agresi Rusia ke Ukraina, terdapat kenaikan harga beberapa komoditas, termasuk gandum. “Sementara perhatian dunia beralih ke Ukraina, penting bagi kita untuk tidak melupakan Afrika Timur dan membiarkan dana bantuan kemanusiaan mengering tepat pada saat paling dibutuhkan,” katanya.


Ia mengungkapkan, WFP membutuhkan dana 327 juta dolar AS untuk mendukung 4,5 juta orang. Pada 6 April lalu, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mengumumkan akan mengucurkan dana sebesar 114 juta dolar AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk membantu Ethiopia, Kenya, dan Somalia.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version