Jumat, 26/04/2024 - 13:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AFRIKAINTERNASIONAL

PBB: Somalia di Ambang Bencana Kelaparan

ADVERTISEMENTS

Menurut PBB, terdapat 7,8 juta orang yang menghadapi krisis kelaparan di Somalia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 MOGADISHU — Kepala Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan Martin Griffiths mengatakan Somalia berada di ambang bencana kelaparan. Hal itu disebabkan kekeringan parah yang melanda negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Kelaparan sudah di ambang pintu dan kami menerima peringatan terakhir,” kata Griffiths dalam konferensi pers di Mogadishu, Senin (5/9/2022). Dia mengungkapkan, kelaparan parah kemungkinan terjadi di dua wilayah, yakni di Somalia tengah dan selatan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Griffiths, yang memulai kunjungannya ke Somalia pada Kamis (1/9/2022) lalu, mengaku sangat terkejut dan terenyuh melihat kondisi di Somalia. “Waktu terus berjalan, ia akan segera habis,” ucapnya, memperingatkan tentang perlunya untuk segera menyalurkan bantuan kemanusiaan ke negara tersebut.

ADVERTISEMENTS


Menurut PBB, terdapat 7,8 juta orang yang menghadapi krisis kelaparan di Somalia atau sekitar setengah dari populasi negara tersebut. Sekitar 1 juta warga di sana telah melakukan perjalanan dan meninggalkan rumah mereka untuk mencari makanan serta air.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
PBB: Segera Akhiri Penderitaan Penduduk Gaza


Pada April lalu, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan, negara-negara di wilayah Afrika Timur tengah menghadapi bencana kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir. Situasi itu menimbulkan risiko munculnya krisis pangan atau kelaparan.


Direktur Regional WFP untuk Afrika Timur Michael Dunford mengungkapkan, musim hujan yang harusnya turun pada Maret hingga Mei gagal terwujud. kekeringan telah menghabiskan mekanisme penanggulangan orang-orang yang sekarang harus bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Keluarga di wilayah ini terbiasa dengan kekeringan, tetapi ini adalah kondisi terkering yang mereka hadapi dalam empat dekade,” katanya, 7 April lalu.


Dia mengungkapkan, kekeringan sangat menghancurkan komunitas pastoral yang bergantung pada hewan untuk mata pencaharian mereka. Dunford mengatakan, sekitar 3 juta ternak diperkirakan telah mati akibat kekurangan makan dan air. “Dalam perjalanan terakhir saya ke daerah yang terkena dampak kekeringan di Kenya dan Ethiopia awal tahun ini, ternak mati berserakan di jalan dan tanaman hancur total. Adegan serupa dapat ditemukan di Somalia,” ucapnya.

Berita Lainnya:
PBB: Ekspor Senjata ke Israel Harus Dihentikan


Menurut Dunford, ketergantungan negara-negara Afrika Timur pada impor dari negara-negara Laut Hitam seperti Ukraina akan memperburuk situasi di wilayah tersebut. Sebab sejak agresi Rusia ke Ukraina, terdapat kenaikan harga beberapa komoditas, termasuk gandum. “Sementara perhatian dunia beralih ke Ukraina, penting bagi kita untuk tidak melupakan Afrika Timur dan membiarkan dana bantuan kemanusiaan mengering tepat pada saat paling dibutuhkan,” katanya.


Ia mengungkapkan, WFP membutuhkan dana 327 juta dolar AS untuk mendukung 4,5 juta orang. Pada 6 April lalu, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mengumumkan akan mengucurkan dana sebesar 114 juta dolar AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk membantu Ethiopia, Kenya, dan Somalia.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi