Barat Khawatir Dengan Kehadiran Kelompok Ekstremis di Afghanistan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

Barat menuding Taliban tidak memenuhi komitmen kontra-teroris.

ADVERTISEMENTS

WASHINGTON — Sejumlah negara Barat mengungkapkan kekhawatiran pada kehadiran dan operasi kelompok ekstremis di Afghanistan. Negara-negara Barat itu mengatakan Taliban tidak memenuhi komitmen kontra-teroris.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Perwakilan dan utusan khusus untuk Afghanistan dari Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) menggelar pertemuan pekan lalu. Pada Jumat (23/9/2022) merilis komunike bersama yang mengatakan kehadiran pemimpin Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri yang tewas dalam serangan udara AS di Afghanistan menunjukkan Taliban tidak memenuhi komitmennya.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Pada awal bulan September ini  dua orang staf kedutaan besar Rusia tewas dalam serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan. Bom tersebut meledak di dekat misi diplomatik Rusia di Afghanistan.

ADVERTISEMENTS

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan warga sipil Afghanistan juga turut menjadi korban. Serangan terjadi  pada 5 September, pukul 10:50 pagi waktu Kabul, di sekitar pintu masuk bagian konsuler Kedutaan Besar Rusia di Kabul.

ADVERTISEMENTS

“Seorang milisi tak dikenal meledakan bom, akibat serangan itu, dua pegawai misi diplomatik tewas, dan juga terdapat korban di antara warga Afghanistan,” kata kementerian dalam pernyataan saat itu.

ADVERTISEMENTS

Pada bulan Agustus sebuah ledakan yang menghancurkan sebuah masjid di Kabul menewaskan 21 orang. Sebanyak 33 orang lainnya terluka. Saksi mata mengatakan ledakan keras terdengar di pemukiman sebelah utara Kabul.

ADVETISEMENTS

Guncangan akibat ledakan tersebut memecahkan kaca-kaca jendela di gedung sekitar. Pejabat intelijen Taliban yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, ledakan itu terjadi di masjid daerah Khair Khana di Kabul. Seorang pejabat intelijen Taliban mengatakan,  sebanyak 35 orang mungkin terluka atau terbunuh.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version