Selasa, 30/04/2024 - 21:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

INTERNASIONALTIMUR TENGAH

Perdana Menteri Qatar Sebut Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Fase yang Sulit

ADVERTISEMENTS

Tentara Israel melakukan pekerjaan pemeliharaan di perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan. (ilustrasi)

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 DOHA — Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar  Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza berada di “fase yang sulit.” Tetapi ia tidak memberikan detail lebih lanjut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kami mencoba semaksimal mungkin untuk mengatasi kebuntuan ini,” katanya, Rabu (17/4/2024), dilansir laman Reuters.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Perdana menteri Qatar itu mengecam apa yang ia gambarkan sebagai kebijakan “hukuman kolektif” yang terus dilakukan Israel di Gaza dalam perangnya melawan Hamas. Serta eskalasi terbaru di daerah pendudukan Tepi Barat.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Rusia: Israel Langgar Hukum Internasional dengan Serang Konsulat Iran di Suriah

Perundingan yang dimediasi Qatar dan Mesir ini terus berjalan saat krisis kemanusiaan menghancurkan rakyat Palestina di Gaza yang kekurangan makanan, obat-obatan dan perawatan rumah sakit.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Israel mulai menyerang Gaza setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Israel mengklaim Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik 250 lainnya dalam serangan tersebut. Namun PBB melaporkan Israel mencegah penyidik PBB untuk berbicara dengan saksi mata dan korban serangan mendadak Hamas.

“Sejauh menyangkut pemerintah Israel, kami tidak hanya menghadapi kurangnya kerja sama, tetapi juga hambatan aktif terhadap upaya kami untuk mendapatkan bukti dari para saksi dan korban dari Israel terkait peristiwa yang terjadi di Israel selatan,” kata salah satu dari tiga anggota penyelidikan tersebut Chris Sidoti seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (16/4/2024) kemarin.

Berita Lainnya:
Harvard Bubarkan Satu-satunya Organisasi Mahasiswa Pro-Palestina

Melalui sambungan video Sidoti mengatakan penyelidikan tersebut mengalami kesulitan untuk mengumpulkan bukti dari sejumlah besar saksi.

“Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengimbau kembali kepada pemerintah Israel untuk bekerja sama, dan kepada para korban dan saksi mata kejadian di Israel selatan untuk menghubungi komisi penyelidikan agar kami dapat mendengar apa yang mereka alami,” katanya.

Sidoti juga mengatakan para penyelidik mulai mengumpulkan bukti digital sejak tanggal 7 Oktober, yang beberapa di antaranya “menghilang dari internet.” Sementara itu Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan udara dan darat Israel sudah menewaskan 34 ribu rakyat Palestina.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi