Selasa, 21/05/2024 - 06:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Empat Penegak Hukum AS Tewas dalam Baku Tembak

NORTH CAROLINA — Pihak berwenang Amerika Serikat (AS) mengatakan, empat penegak hukum tewas tertembak dan empat lainnya terluka dalam baku tembak di rumah di Charlotte, North Carolina. Baku tembak terjadi saat para petugas menjalankan surat perintah penangkapan terhadap seorang terpidana.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Orang itu melepaskan tembakan ke para petugas saat mereka tiba di rumahnya. Departemen Kepolisian Charlotte-Mecklenburg mengatakan terpidana itu tewas tertembak dalam baku tembak dan dua tersangka lainnya berhasil ditangkap.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Joe Biden sudah diberi pengarahan mengenai peristiwa itu dan sudah berbicara dengan Gubernur North Carolina, Roy Cooper. Dalam konferensi pers Kepala Kepolisian Charlotte-Mecklenburg Johnny Jennings mengatakan tiga petugas yang tewas merupakan anggota Gugus Tugas Marshal AS yang terdiri atas beberapa lembaga penegak hukum.

Petugas keempat merupakan anggota kepolisian Charlotte-Mecklenburg. Jennings mengidentifikasinya sebagai Joshua Eyer yang sudah bergabung dengan Departemen Kepolisian Charlotte-Mecklenburg selama enam tahun. Dalam pernyataannya, Departemen Kehakiman mengatakan satu dari empat petugas yang tewas merupakan deputi Marshal AS.

Berita Lainnya:
Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

“Hari ini merupakan hari tragis bagi Kota Charlotte dan bagi profesi penegak hukum. Hari ini kami kehilangan pahlawan yang berupaya menjaga masyarakat kami tetap aman,” kata Jennings, Selasa (30/4/2024).

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Petugas Gugus Tugas Marshal AS tewas saat melaksanakan surat perintah penangkapan kepemilikan senjata seorang terpidana. Jennings mengatakan terpidana itu melepas tembakan saat petugas tiba di kediamannya. Petugas membalas tembakan dan terpidana tewas di halaman depan rumahnya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Petugas kemudian melepas tembakan ke dalam rumah. Setelah terjadi kebuntuan, tim SWAT masuk ke dalam rumah tersebut dan menangkap dua orang di dalamnya. Jennings mengatakan diyakini salah satu dari mereka melepaskan tembakan ke petugas.

Berita Lainnya:
Cina Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Angkatan Laut 30 Negara

Merespons baku tembak itu, Biden menyerukan tindakan tambahan untuk mengatasi kekerasan senjata api di AS. “Para pemimpin di Kongres perlu melangkah lebih jauh agar kita melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas besar, mewajibkan penyimpanan senjata yang aman, dan mengesahkan pemeriksaan latar belakang universal serta undang-undang red flag nasional,” kata Biden dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENTS

Dikutip dari situs Gedung Putih, Undang-undang ERPO atau “red flag” umumnya menciptakan proses perdata bagi penegak hukum dan sering kali anggota keluarga untuk meminta pengadilan mengeluarkan surat perintah yang melarang seseorang membeli dan memiliki senjata api untuk sementara waktu karena dapat membahayakan diri mereka sendiri atau orang lain. 

ADVERTISEMENTS

Undang-undang tersebut memiliki perlindungan proses hukum yang memastikan hak-hak orang dihormati, tetapi juga memungkinkan cara konkret untuk melakukan intervensi. 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi