Kata Rizal Ramli, Tragedi Kanjuruhan Imbas Rangkaian Polri sebagai Alat Politik Kekuasaan

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH -Tragedi Kanjuruhan harus menjadi momentum institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melakukan pembenahan menyeluruh.

ADVERTISEMENTS

Sebagai lembaga penegak hukum, Polri harus benar-benar bersih dari intervensi, termasuk dari rezim penguasa.

ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS

Tokoh nasional Rizal Ramli mengatakan, tragedi Kanjuruhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) menunjukkan kegagalan Polri memperlihatkan sisi humanis.

ADVERTISEMENTS
ADVETISEMENTS

Peristiwa yang terjadi usai pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya bukan kali pertama sebagai bentuk kegagalan Polri dalam menjamin keamanan hajatan masyarakat.

ADVERTISEMENTS

“Pilpres 2019: 894 orang petugas meninggal. Sepak bola 2022, Malang, meninggal (sementara) 153 orang (data Komnas HAM). Keduanya menunjukkan kegagalan fungsi Polri, yang brutal dan tidak humanis,” kata Rizal Ramli dikutip dari akun Twitternya, Senin (3/10).

ADVERTISEMENTS

Menurut Menko Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin) era Presiden Abdurahman Wahid ini, peristiwa memilukan tersebut terjadi karena adanya multifungsi Polri.

ADVERTISEMENTS

“Termasuk jadi alat kekuasaan dan lain-lain, sehingga tidak profesional!” kritik RR, sapaan Rizal Ramli.

ADVETISEMENTS

Saat ini, RR menganggap Korps Bhayangkara yang dipimpin Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus membenahi Polri agar tidak multifungsi dan menjadi alat politik kekuasaan.

 

“Ubah SOP jadi lebih manusiawi dan mengayomi, bersihkan sistem rekruitmen, pendidikan dan promosi Polri dari sogokan dan uang! Hanya dengan transformasi itu, Polri bisa dipercaya,” tandasnya. 

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version